Bandung – Pada Sabtu (22/10/22), Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menyelenggarakan Sidang Terbuka Wisuda Pertama ITB Tahun Akademik 2022/2023 untuk seluruh program, yaitu Doktor, Magister, dan Sarjana di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). ITB mewisuda sebanyak 2.688 wisudawan dari seluruh fakultas dan sekolah di ITB. Lebih rinci, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) mewisuda sebanyak 203 wisudawan dengan rincian untuk Program Sarjana sebanyak 159, Program Magister 43, dan Program Doktor 2 orang. 

Pada Wisuda Oktober 2022 ini, FTMD mewisuda seorang wisudawan termuda Program Magister, yaitu Sam Maykel pada usia 21 tahun, 4 bulan. Tentunya ini merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan, mengingat padatnya perkuliahan di ITB dimana program magister biasa diselesaikan pada umur 22-23 tahun. 

Keberhasilan ini didapatkan oleh Sam ketika ia memutuskan untuk mengikuti jalur fast-track saat sedang menempuh Program Sarjana di Teknik Dirgantara ITB. Jalur fast-track memberikan ia kemudahan untuk melanjutkan studi ke jenjang magister hanya dengan menambah satu tahun setelah ia selesai menuntaskan studi sarjana. Selain itu, Sam juga menyelesaikan pendidikannya di bangku SMP satu tahun lebih cepat karena ia berkesempatan untuk mengikuti kelas akselerasi. Tentunya dua hal ini menjadi faktor pendukung untuk  menyelesaikan studi magisternya lebih cepat.

Sam melihat kesempatan untuk mengikuti fast-track merupakan kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan. Semangat berkegiatan secara akademik ditambah merasa seperjuangan bersama teman angkatan yang sama-sama mengikuti fast-track, menjadi dua faktor pendukung Sam memilih program ini. Tips Sam untuk rekan-rekan mahasiswa yang ingin juga mengambil program fast-track adalah memantapkan niat dan terus meningkatkan nilai IP. 

Sam juga mengungkapkan bahwa diperlukan kesehatan mental dan fisik yang kuat dalam menjalani program fast-track. Banyaknya mata kuliah Program Magister yang ditarik kedalam semester 7 dan semester 8. Sehingga mata kuliah yang diampu tentunya lebih berat. 

Padatnya kegiatan akademik, bukan menjadi suatu alasan untuk tidak aktif dalam kegiatan non-akademik lainya. Sam selalu berolahraga seminggu sekali bersama teman-temanya. Ia juga sesekali bermain bersama dengan teman-temanya. Dengan demikian, ia tetap bisa merasa rileks di tengah padatnya kegiatan akademik

Sebagai penerima beasiswa Ganesha Talent Assistantship (GTA-100), Sam memberikan kontribusi terbaiknya untuk FTMD. Ia membuat sistem untuk perpustakaan FTMD dalam hal digitalisasi tugas akhir, tesis, dan disertasi. Tidak hanya itu, Sam juga berkesempatan untuk menjadi asisten praktikum di salah satu modul mata kuliah S1 Teknik Dirgantara.

Sam membagikan tips survive dan menyelesaikan studi di FTMD secara tepat waktu untuk rekan-rekan mahasiswa. Pertama, pentingnya membagi dan mengatur waktu dengan bijak. Beban tugas yang didapat di Program Magister sudah pasti lebih besar dibandingkan dengan Program Sarjana. Maka dari itu, penting untuk membagi waktu antara mengerjakan tugas, belajar untuk ujian, dan menyelesaikan tesis. Kedua, luangkan waktu untuk beristirahat sejenak atau refreshing. Dengan catatan, setelah beristirahat dilanjutkan kembali mengerjakan hal-hal penting lainnya. Sam juga menitik beratkan untuk tidak memaksakan diri sendiri. Penting untuk menyeimbangkan waktu antara kegiatan akademik dan juga non-akademik guna menghindari stres dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. 

Sam juga berpesan kepada rekan mahasiswa lainya untuk manfaatkan masa-masa kuliah dengan mengembangkan diri sebanyak dan sebaik mungkin. Baik itu dibidang akademik maupun non-akademik. Penting juga untuk mengembangkan kemampuan soft skill maupun hard skill.