Bandung – Beranggotakan sebagian besar mahasiswa Teknik Mesin, Red Container Karting Team (RCKT) ITB telah berhasil meluncurkan gokart listrik yang mereka rakit secara sendiri. Keberhasilan ini tentunya membutuhkan upaya dan perjuangan yang tidak mudah. 

RCKT ITB merupakan sebuah badan semi otonom dari Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM ITB) yang memiliki ketertarikan yang kuat dalam bidang otomotif. RCKT ITB sendiri memiliki rekam jejak yang baik atas prestasinya pada Kejurnas Gokart, Eshark Rok Cup Indonesia, setiap tahunya. 

Dalam wawancara yang dilakukan bersama Tim Media FTMD, RCKT ITB mengungkapkan bahwa latar belakang dari pengembangan Gokart Listrik memiliki kisah yang panjang.  

Pemantik dari ide pengembangan gokart listrik ini dimulai ketika RCKT ITB diminta oleh salah satu dari perwakilan Kementerian PUPR untuk mengembangkan Gokart listrik. Sayangnya pada saat itu, mereka masih fokus pada gokart bermesin bakar konvensional, sehingga mereka menyadari bahwa mereka agak terlambat mengetahui potensi besar pada kendaraan listrik. 

Mereka juga menambahkan bahwa pihak Fakultas juga mendorong mereka untuk untuk mewujudkan penggunaan kendaraan listrik di lingkungan kampus. 

Dengan melihat komitmen besar Indonesia terhadap Carbon Footprint dalam acara G20 baru-baru ini, di mana salah satu langkahnya adalah subsidi untuk kendaraan listrik, para anggota RCKT ITB menjadi semakin tertarik dan penasaran terhadap potensi kendaraan listrik, khususnya kendaraan listrik bertipe gokart.  

“Sebagai mahasiswa yang memiliki peran sebagai ahli teknologi masa depan, kita menyadari bahwa kita juga harus mulai melakukan penelitian mengenai kendaraan listrik. Dalam proses tersebut, muncul rasa ingin tahu untuk menerapkan sistem mobil listrik pada gokart,” jelas salah satu anggota RCKT ITB. 

Tahap pengerjaan sistem kendaraan listrik dimulai pada awal tahun 2023. Tujuan utama dari merakit gokart listrik ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi anggota RCKT ITB agar memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kendaraan listrik, mengingat tren kendaraan listrik diperkirakan akan terus meningkat di masa depan. Selain itu, mereka juga berencana untuk mengikuti kejuaraan Gokart listrik di waktu yang akan datang.

Proses Perakitan Gokart

Salah satu tantangan dalam proses merakit Gokart listrik ini adalah mendapatkan bahan baku dan merakit komponen-komponen yang memerlukan penyesuaian dari Gokart bermesin konvensional menjadi Gokart listrik, yang tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. 

Berbekal pengalaman merakit gokart bermesin motor bakar, mereka mendapatkan salah satu perbedaan utama yang dirasakan saat merakit Gokart listrik yaitu torsi instan yang dimiliki oleh motor listrik. Motor listrik mampu mencapai kecepatan 100 km/jam dalam waktu 3 detik dari kecepatan 0 km/jam. Keunggulan ini memberikan sensasi berkendara yang lebih responsif dan mengesankan bagi pengendara. Selain itu, dari segi biaya pembuatan dan peralatan, gokart listrik juga lebih ekonomis dibandingkan dengan gokart bermesin bakar konvensional. Hal ini memberikan potensi untuk pengembangan kendaraan listrik yang lebih terjangkau di masa depan. 

Namun, di balik keunggulan yang ditawarkan, RCKT ITB juga menyadari masalah limbah baterai yang dihasilkan oleh gokart listrik yang mereka rakit. Bagian yang paling mahal dan paling besar dalam kendaraan listrik adalah baterai. Untuk mengatasi hal ini, mereka menyatakan perlunya strategi nasional untuk mengelola limbah baterai listrik. Untuk pengelolaan limbah baterai yang dihasilkan, RCKT ITB berencana untuk berkolaborasi dengan mahasiswa teknik material yang telah lebih dulu mempelajari pengolahan baterai. 

Mereka juga sadar bahwa tren pengembangan kendaraan listrik di Indonesia masih belum sejalan dengan pembangunan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.  Untuk menyiasati hal ini, mereka telah merancang sistem pengisian daya yang dapat dilakukan di rumah menggunakan adaptor 72-volt 2 Ampere. Dimana kapasitas baterai 100% dapat menempuh jarak hingga 80 km dengan waktu pengisian daya penuh selama 2 jam.  

Kedepannya, masih banyak hal yang perlu dijelajahi dalam pengembangan gokart listrik ini. Mulai dari aspek performa, pengendali (controller), dan komponen-komponen lain. Khususnya, sistem manajemen baterai perlu dikembangkan lebih lanjut agar kinerja baterai lebih optimal.  

Dengan berhasilnya RCKT ITB meluncurkan gokart listrik buatan sendiri, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat, khususnya para mahasiswa, untuk terus mengembangkan teknologi ramah lingkungan di Indonesia.