Bandung – Sempat vakum bertahun-tahun dari podium, Red Container Karting Team (RCKT) ITB kembali membawa sejumlah piala kemenangan pada Eshark Rok Cup Indonesia 2022. Bukan hal yang mudah tentunya untuk meraih kemenangan setelah beberapa tahun tidak aktif dalam Kejurnas Gokart dibeberapa tahun kebelakang. 

Ketika kembali aktif lagi dalam kejuaraan, kemenangan bukan menjadi target utama RCKT ITB. Mampu menyelesaikan putaran dari awal sampai akhir saja sudah sebuah pencapaian yang bagus, mengingat banyak sekali persiapan yang belum sempurna di dalam tim mereka.  

Ketua RCKT ITB, Natan Sinurat (Teknik Mesin 2018), mengatakan hal yang paling sulit dalam tim mereka adalah menyatukan pendapat dari para anggota karena tiap-tiap dari mereka memiliki mimpi masing-masing. Dimana mereka semua bergabung ke RCKT ITB dengan tujuan ingin belajar mesin motor atau Gokart. Akan tetapi, RCKT ITB tidak hanya membutuhkan anak mesin yang paham mesin. RCKT ITB juga butuh sumber daya manusia yang paham akan mengurus surat-menyurat, dan administrasi lainya. 

Semua anggota RCKT ITB sepakat bahwa ada satu hal yang patut mereka banggakan dari tim ini adalah kekeluargaanya. Mereka berharap kemenangan tahun ini bisa membawa RKCT ITB lebih maju lagi dengan menambah unit Gokart sehingga piala kemenangan yang dibawa pulang bisa lebih banyak lagi. 

Bagaimana cerita unik dari pegokart RCKT ITB? 

Muhammad Irsyad Albanna (Teknik Fisika 2020) mengaku bahwa ia sempat ditolak sewaktu menawarkan diri sebagai driver di RCKT ITB. Pada awalnya, tawaran ini tak bersambut karena yang menjadi pembalap harus dari jurusan yang sama, yaitu Teknik Mesin. Melihat dari urgensi, RCKT ITB akhirnya menurunkan rasa ego untuk menerima Irsyad sebagai pembalap di tim mereka walau berasal dari jurusan yang berbeda. 

RCKT ITB melihat Irsyad adalah pembalap yang memiliki potensi, pengalaman, serta didukung oleh keluarganya yang juga berkecimpung di dunia Gokart. Irsyad mengakui bahwa ia memang memiliki minat yang tinggi terhadap dunia Gokart. Dia sudah menjadi pembalap dan mengikuti kejuaraan Gokart sejak kecil. Sayangnya, waktu ia duduk dibangku SMP dan SMA ketertarikanya ini tidak dapat tersalurkan. Kemudian, saat berkuliah di ITB dan dia melihat RCKT sebagai wadah yang dapat mengembangkan minat dan bakatnya.  

Pertimbangan lainya adalah RCKT ITB memang kekurangan anggota yang berperan sebagai pembalap. Pembalap terakhir yaitu seorang mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2016 yang kini sudah lulus dari ITB. Sayangnya, ia tidak mewariskan ilmunya kepada para juniornya. Sehingga terjadi kekosongan posisi akibat tidak adanya regenerasi yang baik.  

“Lebih susah mencari driver daripada membangun Gokart-nya,” tambah Ketua RCKT ITB, Natan Sinurat (Teknik Mesin 2018). 

Urgensi lainya adalah RCKT sudah terhitung lama tidak membawa piala kemenangan untuk kampus. Oleh karena itu, kehadiran Irsyad menjadi peluang bagi RKCT ITB unjuk gigi di atas podium Kejurnas Gokart tahun ini. Melihat jangka panjang dari kesempatan ini, kehadiran Irsyad juga bisa membuat RCKT hidup kembali dengan mewariskan ilmu-ilmunya untuk driver selanjutnya. 

Perjuangan tidak berhenti begitu saja ketika Irsyad sudah diterima menjadi pegokart RCKT ITB. Irsyad perlu menjaga ketahanan fisiknya agar tetap memiliki performa yang baik ketika berada di dalam putaran. Ia juga menyadari resiko menjadi pembalap adalah terjadinya kecelakaan. Syukurnya, sejauh ini belum ada cidera parah yang diakibatkan dari kecelakaan antar Gokart.  

Mengemudikan Gokart tentunya berbeda dengan mengemudikan kendaraan sipil roda empat. Irsyad menjelaskan bahwa mengemudikan Gokart lebih menguras tenaga karena dia harus menghafal lokasi-lokasi pengereman tertentu, serta stir Gokart yang lebih berat dikendalikan daripada stir mobil sipil lainya. 

Irsyad juga mengakui menjadi pegokart memberikan dampak tersendiri bagi dirinya. Pertama, menjadi pegokart membentuk dirinya lebih tepat waktu. Hal ini dikarenakan terlambat satu detik saja kemenangan bisa direbut orang lain. Tidak hanya itu, terlambat datang di putaran Gokart bisa membuat RCKT gugur dalam pertandingan. Kedua, ia berlatih untuk menahan emosi. Dalam mengejar pegokart lainya apabila terbawa emosi semata, alih-alih mendapat posisi pertama tapi yang terjadi malah hal sebaliknya. Ketiga, ia berlatih untuk menjadi seorang yang konsisten. Dalam putaran Gokart, penting untuk menjaga konsistensi dari kecepatan dan waktu tempuh untuk meraih kemenangan. Semua hal baik ini tentunya memberikan dampak positif pada aspek kehidupan yang lain.