Mahasiswa Doktor FTMD ITB Jalani Riset di Kanada melalui Program Canada–ASEAN SEED
Bandung — Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD ITB) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong international mobility bagi mahasiswa doktoral. Salah satu bentuk nyata upaya ini adalah pelaksanaan program research exchange ke berbagai universitas ternama dunia. Melalui dukungan jaringan global ITB dan reputasi akademik FTMD yang kuat, kesempatan untuk mengikuti program riset internasional yang prestisius kini semakin terbuka lebar bagi para mahasiswa.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Wawan Septiawan Damanik (NIM 33122005), mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin ITB yang saat ini tengah melaksanakan riset di Polytechnique Montréal, Kanada. Ia mengikuti program Canada–ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development (SEED), sebuah skema beasiswa riset jangka pendek bagi mahasiswa dari negara-negara ASEAN untuk menimba ilmu di Kanada. Melalui program ini, mahasiswa berkesempatan melakukan penelitian di bawah bimbingan profesor terkemuka dan memperluas jejaring akademik internasional.
Selama periode 1 September 2025 hingga 6 Januari 2026, Wawan bergabung dengan laboratorium riset milik Prof. Fabio Cicoira di Polytechnique Montréal. Di bawah bimbingan tim promotor dari FTMD, Prof. Ir. Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman, MSME, Ph.D. dan Ir. Poetro Lebdo Sambegoro, MSc, Ph.D., ia mengembangkan penelitian bertajuk Rekayasa Permukaan Berstruktur Nano untuk Peningkatan Perpindahan Panas Kondensasi dan Pemanenan Air Atmosfer (AWG).
“ Saya bersyukur mendapat kesempatan belajar di Lab Prof. Fabio Cicoira. Saat ini saya menekuni dasar-dasar thin film dan metode fabrikasinya. Tujuan saya jelas: sepulangnya ke ITB, saya ingin mengembangkan sendiri proses thin film yang relevan untuk riset perpindahan panas dan pemanenan air atmosfer di Indonesia,” ujar Wawan ketika dihubungi dari Montréal.
Ia menceritakan bagaimana budaya akademik di Polytechnique Montréal yang kompetitif namun kolaboratif membuat proses belajar semakin menarik. “Di luar ekspektasi saya, orang-orang di sini tidak individualistis. Mereka sangat terbuka untuk membantu, bahkan pada mahasiswa asing seperti saya. Saya punya banyak teman dari berbagai negara dan berkesempatan mengenal kultur mereka,” katanya.
Bagi Wawan, tantangan terbesar justru datang dari kebutuhan untuk memahami aspek kimia permukaan yang sebelumnya bukan bidang utamanya di teknik mesin. Namun semangat lintas-disiplin itulah yang ia yakini akan memperkuat risetnya di FTMD kelak. “Saya memilih untuk terus belajar dan mengejar ketertinggalan secara sistematis, karena saya percaya lintas-disiplin inilah yang akan memperkaya penelitian saya,” ujarnya dengan antusias.
Selama masa studinya di Kanada, Wawan menjalani rutinitas riset yang terstruktur. Pada bulan pertama, ia mempelajari literatur kunci, menulis catatan metode, dan menyiapkan sampel di laboratorium bersama mahasiswa setempat. Memasuki bulan kedua, ia mulai membuat dan menguji sampel sendiri dengan pendampingan mahasiswa senior di lab. Ia berharap sebelum kepulangannya ke Indonesia, ia dapat membangun model permukaan rancangan sendiri dan, bila hasilnya memadai, mempublikasikan temuan tersebut di jurnal internasional.
Kisah Wawan menjadi salah satu contoh nyata dari upaya FTMD ITB dalam memperkuat citra internasional program doktoral melalui kolaborasi global, riset bersama, dan pertukaran mahasiswa. Dukungan terhadap international mobility ini tidak hanya memperkaya pengalaman akademik mahasiswa, tetapi juga membuka jalan bagi kontribusi riset Indonesia yang semakin diakui di panggung dunia.