Cerita Adam Rushdain di Hiroshima University
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB terus mendorong mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman belajar dan pandangan global melalui berbagai skema, termasuk pertukaran pelajar dan program double degree. Salah satu mahasiswa yang merasakan manfaat dari inisiatif ini adalah Adam Rushdain Putrayando, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2020, yang mengikuti program pertukaran pelajar dalam skema Asian International Mobility for Students dengan universitas mitra, Hiroshima University.
Learning from the Source
Adam menjelaskan bahwa ketertarikannya pada Hiroshima University dipicu oleh kerjasama baik yang terjalin antara FTMD ITB dan universitas tersebut. Setelah melakukan riset melalui beberapa alumni di LinkedIn, Adam menemukan bahwa program ini telah berjalan selama beberapa tahun, sehingga proses aplikasi studi dirasa lebih mudah. Selama periode studi di Hiroshima University dari 2 Oktober 2023 hingga 2 Februari 2024, Adam mengambil mata kuliah Advanced Biofuel Engineering, Optimization of Structural and Process Design, Mechanical Engineering Seminar, Study on International Issues and Challenges, Study on Japanese Companies and Social Entrepreneurship, Japanese Culture and Peace, dan Japanese Language. Keputusan Adam dalam memilih mata kuliah tertentu didasari oleh kombinasi engineering studies seperti optimasi yang dapat membantu persiapannya untuk tesis di semester berikutnya, serta kelas non-teknik yang menitikberatkan pada sosial budaya di Jepang. Seperti yang diungkapkan olehnya dengan baik, “Apa cara yang lebih baik untuk belajar selain dari sumbernya?
Privileges for FTMD Students Embarking on Study Abroad
Secara akademis, studi di luar negeri membantu Adam untuk berlatih metode pembelajaran yang berbeda. Secara profesional, ia dapat memahami budaya kerja unik Jepang, yang terkenal karena dedikasi dan loyalitas, tetapi juga terkenal karena tuntutan yang tinggi.
Adam menekankan bahwa salah satu keuntungan terbesar sebagai mahasiswa FTMD ITB adalah dapat pergi bersama teman-teman seangkatannya. Hal ini membuat pengalaman menjelajahi Jepang menjadi lebih menyenangkan dan berkesan.
Saran untuk mahasiswa lainnya
Adam memberikan saran berharga kepada mahasiswa yang tertarik untuk menjalani pertukaran pelajar, dengan menekankan pentingnya perencanaan SKS setelah menyelesaikan masa TPB. Pengalaman pribadi Adam menunjukkan bahwa ketidakperhatian terhadap bobot SKS dan mata kuliah pada semester satu dan dua dapat mengakibatkan beban kuliah yang berat di tahun terakhir. Bagi mahasiswa yang merencanakan pertukaran pelajar dengan berbagai skema, Adam menyarankan agar memilih pertukaran pada semester delapan agar tidak mengalami keterlambatan lulus. Hal ini didasarkan pada pengalamannya sendiri, di mana setelah pertukaran pelajar, Adam harus mengejar beberapa mata kuliah dan SKS untuk menyelesaikan studinya di ITB, yang akhirnya berujung pada kelulusan satu tahun lebih lambat.
Meskipun demikian, Adam juga menyadarkan bahwa telat lulus satu semester bukanlah suatu masalah besar, karena setiap orang memiliki jalannya sendiri. Sementara semua orang akan lulus pada waktunya, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menjalani studi di Jepang. Adam mengingatkan bahwa pengalaman belajar di luar negeri dapat memberikan nilai tambah yang tak ternilai. Sehingga, meskipun ada tantangan dalam perencanaan akademis, kesempatan untuk studi di Jepang dapat menjadi pengalaman berharga yang tak tergantikan dalam perkembangan pribadi dan profesional seseorang.