Kolokium Alumni FTMD
Kolokium Alumni FTMD : M90 Berbagi Pengalaman
Sejak lebih kurang 2 bulan lalu, setiap 2 pekan pada hari jumat siang, alumni FTMD angkatan tahun 1990 secara konsisten mengisi program kolokium alumni yang diikuti oleh mahasiswa FTMD. Pada tanggal 5 februari, Achmad Rizal (Mesin 90), saat ini menjadi Manager Communication PT Toyota Astra Motor berbagi pengalaman mengenai pengembangan produk baru automotif dengan studi kasus Toyota Avanza. Achmad Rizal terlibat sejak pendefinisian awal produk ini yang akhirnya menjadi salah satu produk andalan Toyota. Rizal berbagi beberapa key success factor bagi industri otomotif. Salah satunya adalah ‘to introduce the right product at the right time with the right package and value’ dan ‘produce thing that you can sell, don’t sell thing that you produce’. Dari perspektif marketing ‘perception is reality’.
Pada tanggal 19 februari giliran Adiyono Eko Parwanto (Penerbangan 90), manager die casting production, PT Astra Honda Motor berbagi pengalaman mengenai proses pembuatan dies di PT AHM. Dion menceritakan betapa pentingnya proses pembuatan dies dalam sebuah industri manufaktur dan betapa besar tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa produksi 2000-4000 unit motor per hari tidak terganggu. Dies diperlukan terutama untuk mencetak blok mesin. Setiap blok mesin diperlukan 5-8 dies berbeda. Setiap 1000 unit diperlukan 2-3 set dies yang dapat berharga 30.000-120.000 USD per die dengan masa pembuatan 3 bulan. Saat ini, meski desain tetap berasal dari prinsipal di Jepang, namun dies didesain dan diproduksi sendiri di Indonesia.
Dua pekan berikutnya tanggal 5 maret, Kunto Wibisono (penerbangan 90), kepala departemen Satellite Operation PT Indovision berbagi pengalaman mengenai aspek operasional satelit komunikasi. PT Indovision memiliki lebih dari satu satelit dengan fungsi utama meneruskan siaran Indovision ke seluruh wilayah Indonesia. Satelit jenis ini memiliki orbit geostationer dengan kemiringan lintasan sesuai bidang equator bumi. Kunto menjelaskan bahwa saat ini lintasan orbit tersebut relatif sudah penuh dengan satelit. Bahkan ada posisi tertentu yang di-kolokasikan oleh beberapa satelit. Secara teknis tugas departemennya adalah mengoreksi orbit satelit manakala orbitnya sedikit berubah akibat pengaruh gravitasi benda2 langit. Koreksi dilakukan dengan menyalakan thruster yang terletak di beberapa bagian satelit sesuai keperluan. Penggunaan thruster ini akan sangat mempengaruhi usia pakai satelit. Departemennya juga memastikan agar tidak terjadi tumbukan satelit, baik oleh sesama satelit oper asional maupun dengan space debris. Sebuah tumbukan antar satelit pernah terjadi pada tahun 2009 lalu antara satelit komunikasi iridium dengan sebuah satelit bekas milik rusia.
Tanggal 19 maret lalu, Yunendar Aryo Handoko (Mesin 90), manager desain PT INKA berbagi pengalaman mengenai proses desain kereta api di PT INKA. Dalam kolokium dijelaskan tentang perjalanan PT INKA sebagai perusahaan kereta api di Indonesia. Berbagai definisi istilah-istilah yang sering digunakan dalam masalah perkeretaapian, seperti kereta, gerbong, bogie serta jenis-jenis kereta api yang ada di dunia juga dijelaskan. Tidak lupa dijelaskan pula tentang berbagai macam standar rel yang digunakan di berbagai negara. Inti dari kolokium kali ini adalah tentang pembuatan gerbong atau kereta pengangkut serta lokomotif yang dilakukan oleh PT INKA. Dalam kesempatan tersebut, dilontarkan ajakan kepada mahasiswa untuk ikut terlibat dalam pengembangan lokomotif kereta api melalui program magang. [Taufiq Mulyanto]