Dalam rangka meningkatkan budaya ilmiah unggul di lingkungan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung, program Kolokium Akhir Minggu FTMD (Kolam FTMD) telah menjadi forum diskusi ilmiah yang vital. Program ini memberikan wawasan mendalam tentang riset, penelitian, dan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu. 

Program Kolam FTMD mengundang para pakar dan peneliti dari lintas negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Tujuannya adalah untuk mendorong budaya ilmiah unggul di FTMD, memperkaya wawasan mahasiswa dan dosen, serta membuka peluang kolaborasi penelitian internasional. 

Salah satu sesi yang sangat bermanfaat adalah presentasi oleh Prof. Albertus Retnanto, PhD, pada 29 Juli 2024 dengan tajuk “Qatar Research Funding”. Diskusi ini dimoderatori oleh Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra. Prof. Albertus, seorang Program Chair and Professor of the Practice di Texas A&M University at Qatar, memaparkan skema program riset yang berlangsung di Qatar serta struktur pendanaan riset di negara tersebut. Prof. Albert dan Prof. Ichsan, yang merupakan kolega, memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan memfasilitasi kolaborasi ini.

Dalam sesinya, ia memperkenalkan Qatar Foundation, yang didirikan pada tahun 1995, menjadi tuan rumah bagi puluhan pusat dan inisiatif yang bekerja dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan masyarakat. Proyek unggulannya adalah Education City, yang menjadi rumah bagi beberapa institusi pendidikan terkemuka di dunia, termasuk Texas A&M University. 

Dalam presentasinya, Prof. Albertus menyoroti ambisi nasional Qatar melalui Qatar National Vision 2030, yang bertujuan menjadikan Qatar sebagai pusat riset dan pengembangan terkemuka, dengan fokus pada energi berkelanjutan, kesehatan, dan teknologi. Untuk mencapai tujuan ini, Qatar telah menginvestasikan banyak dana dalam fasilitas pendidikan dan penelitian, serta mempromosikan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi akademik. 

Upaya Qatar untuk menjadi pemain utama dalam inovasi dan penelitian ilmiah merupakan bagian penting dari strategi keseluruhannya untuk mendiversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada hidrokarbon. Qatar Research Development and Innovation (QDRI) dibentuk untuk memenuhi ambisi nasional ini. Prof. Albertus menjelaskan beberapa skema pendanaan yang dimiliki oleh QDRI, termasuk: 

  1. Climate Change and Environment Call (CCEC)
  2. Food Security Call (MoM)
  3. QNRF Tubitak Joint Call (AICC)
  4. Path Towards Precision Medicine (PPM)
  5. Academic Research Grant (ARG)

Salah satu harapan dari sesi Kolam FTMD kali ini adalah mewujudkan kolaborasi riset antar negara yaitu indonesia salah satunya melalui FTMD ITB bersama dengan salah satu negara Asia Timur. Oleh karena itu, Prof. Albertus menjelaskan lebih detail tentang skema yang mungkin dijalani bersama dengan FTMD, seperti ARG. ARG dirancang untuk mendukung R&D yang dipimpin oleh peneliti, bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan baru dan memperdalam pemahaman ilmiah dalam topik-topik yang sejalan dengan prioritas nasional RDI, dengan pendanaan mencapai 246,561 USD. 

Selain itu, skema Climate Change and Environment Call (CCEC) juga berpotensi menjadi salah satu bentuk kerjasama yang dapat dilakukan. Dengan tujuan untuk menangani beberapa prioritas yang diidentifikasi dalam strategi nasional Qatar tentang lingkungan dan perubahan iklim. Skema lainnya adalah Qatar Spain Innovation Program (QASIP), yang mengundang proposal dari perusahaan Qatar yang berkolaborasi dengan perusahaan Spanyol untuk proyek inovasi. 

Lebih lanjut, program Kolam FTMD tidak hanya akan menjadi forum diskusi ilmiah yang mendalam, tetapi juga akan membuka peluang besar untuk penjajakan kerja sama riset dengan berbagai institusi internasional. Melalui inisiatif ini, FTMD berencana menjalin kolaborasi penelitian dengan negara-negara yang memiliki komitmen tinggi dalam bidang riset, seperti Qatar dan negara-negara Asia Timur. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkaya wawasan, memperkuat jejaring global, dan meningkatkan kualitas penelitian di FTMD, sehingga mampu berkontribusi lebih signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.