Bandung – Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB mendukung penuh para mahasiswanya untuk turut aktif dalam kegiatan akademik secara global, khususnya melalui program pertukaran pelajar atau study abroad. Mahasiswa diberikan kebebasan dan kemudahan untuk memilih universitas maupun program studi di kampus tujuan melalui berbagai program exchange yang tersedia. Harapanya, para mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta mendapat pengetahuan dan pengalaman yang lebih besar. Seperti yang dialami oleh Raihan Lutfianto, mahasiswa Teknik Dirgantara 2018, pada akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melakukan studi keluar dengan kampus tujuan University of California, Davis (UC Davis).

Sepulang dari Davis, Raihan bercerita banyak sekali pengalaman dan juga manfaat yang ia rasakan. Pengalaman tersebut ternyata menjadi nilai tambah bagi dirinya sewaktu memulai karir tepat setelah ia mendapat gelar sarjana di kampus ITB.

Keluarga Angkat (Host Family)

host family
Raihan bersama kedua adik angkatnya

Berbeda dengan program pertukaran pelajar yang pada umumnya para murid tinggal di asrama, Raihan tinggal bersama orang tua asuh selama program pertukaran pelajar berlangsung. Program tinggal bersama orang tua angkat (host family) tentunya memberikan pengalaman kepada Raihan mengenai menjadi masyarakat lokal seutuhnya. Melalui keluarga angkatnya, Raihan memiliki dua adik; satu laki-laki dan satu perempuan.

“Ternyata sewaktu saya datang, saya disambut oleh seekor anjing..” cerita Raihan

Ada hal unik terjadi sewaktu Raihan tiba di Davis. Keluarga angkatnya juga memelihara seekor anjing yang sudah diperlakukan seperti seorang anggota keluarga. Mereka amat sangat dekat dan sayang kepada hewan peliharaannya. Sehingga kedatangan Raihan tidak hanya disambut antusias oleh keluarganya, melainkan juga oleh hewan peliharaan mereka. Tentunya ini merupakan salah satu budaya unik di Davis, mengingat rata-rata masyarakat Indonesia tidak memperlakukan hewan peliharaannya seperti anggota keluarganya sendiri.

Bersama keluarga asuhnya, Raihan melakukan banyak hal bersama. Mulai dari bermain bersama kedua adik asuhnya, menghias cupcake, sampai memasak mie instan buatan Indonesia (Indomie) bersama, serta kegiatan lainya. Kedua orang tua asuh Raihan juga sangat peduli, mereka selalu memasak makanan berbahan dasar halal mengingat Raihan tidak bisa mengkonsumsi beberapa jenis makanan tertentu. Raihan juga membuatkan minuman hangat khas Indonesia seperti bandrek dan bajigur untuk keluarga angkatnya ketika cuaca di Davis sangat dingin.
Kini, walau Raihan telah kembali ke Indonesia, komunikasi mereka tidak pernah terputus. Bahkan Raihan masih mengirim kado untuk adik asuhnya yang belum lama ini merayakan hari ulang tahunya.

Perbedaan Budaya

Davis adalah sebuah kota kecil di California. Penduduknya berkisar hanya 50 ribu orang dengan jumlah sepeda yang lebih banyak dari penduduknya. Semua orang bersepeda untuk mobilitas sehari-harinya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa kota ini dijuluki “Bicycle Capital of the World” (Kota Sepeda).

“Barang elektronik di Davis itu tidak seberharga sebuah sepeda.” jelas raihan.

Apabila dibandingkan antara laptop dengan sepeda, kemudian keduanya diletakkan di ruang terbuka publik, maka yang hilang adalah sepeda. Bagi masyarakat Davis, sepeda mempermudah hidup mereka. Tanpa sebuah sepeda, maka hidup mereka tidak lagi praktis. Tidak ketinggalan, Raihan juga menyewa sebuah sepeda sebagai transportasinya selama tinggal di Davis.

Dalam ceritanya, Raihan juga terkesima dengan keramah-tamahan masyarakat lokal Davis. Semua orang yang berkegiatan selalu menyapanya ketika bertemu tanpa disengaja. Sampai suatu saat ia sedang bersepeda, masyarakat lokal disana juga tetap menyapa.

Kota Terpelajar

Sebagai seorang muslim, Raihan mengaku tidak pernah kesulitan untuk melaksanakan ibadah sholatnya. Hanya dengan berjalan kaki selama 3-2 menit, ia sudah bisa menemukan masjid. Islamic Centre Davis, sebuah masjid besar yang cukup aktif dengan kegiatan keagamaannya setiap malam. Selain masjid, di dalam lingkungan UC Davis juga tersedia sebuah ruangan untuk melakukan ibadah. Ruangan tersebut bernama Reflection room. Selain digunakan sholat, ruangan tersebut juga sering digunakan oleh para mahasiswa lainnya untuk merenung dan juga refleksi diri.

Aktif dalam berbagai kegiatan non-akademik

Selain mengikuti kegiatan akademik, Raihan juga turut aktif di beberapa kegiatan kemahasiswaan. Salah satunya menjadi volunteer di divisi Pantry, ASU CD (Associated Students of UC Davis). Divisi ini bertanggung jawab atas ketersediaan bahan pokok makanan untuk para mahasiswanya. Para mahasiswa hanya dengan menunjukkan kartu identitas mahasiswa dapat mendapatkan bahan pokok makanan yang mereka butuhkan secara gratis. Selama satu setengah bulan bergabung, Raihan melihat bagaimana sistem manajerial ASU CD dalam mengelola pasokan bahan makanan yang diberikan pemerintah, menjaga pos persediaan makanan, dan juga berkolaborasi dengan masyarakat di kegiatan berbagi makanan.

Selain menjadi volunteer di divisi Pantry ASU CD, Raihan juga bergabung ke dalam salah satu unit mahasiswa di sana yaitu Formula Racing of UC Davis (FR UCD). Sayangnya, dikarenakan sistem perkuliahan yang cukup padat dan lebih berat, Raihan tidak terlalu aktif di kegiatan FR UCD.

Kegiatan Sosial Budaya di Lingkungan Masyarakat

Kegiatan di I-House Davis
Kegiatan di I-House Davis

Selain aktif di kegiatan kampus, Raihan juga aktif di kegiatan kemasyarakatan. Salah satunya adalah Internasional House. International House merupakan kegiatan komunitas sosial untuk segala usia. Kegiatan yang diselenggarakan berhubungan dengan akulturasi budaya, ragam bahasa, dan sejenisnya. Para masyarakat lokal Davis juga bersedia untuk mengajari bahasa inggris aksen Amerika kepada mahasiswa internasional yang sedang menempuh studi disana. Selain kelas Bahasa Inggris, beberapa kelas bahasa lainya juga dapat ditemukan seperti Bahasa Spanyol, Bahasa Arab, dan lainnya. Tidak jarang mereka juga melaksanakan parade budaya kecil-kecilan ataupun acara galang dana.

Memperkenalkan Indonesia

Raihan bersama teman-teman exchange lainya mengadakan acara peringatan sumpah pemuda dan hari batik. Acara tersebut diisi dengan pertunjukan tarian dan lagu tradisional Indonesia. Selain itu, mereka juga menyelenggarakan pameran kecil-kecilan yang menampilkan pernak pernik, ukiran, maupun patung-patung khas Indonesia. Mereka juga mengajak para partisipan untuk menonton bersama, karena pada saat itu waktunya berdekatan dengan perayaan Halloween, mereka memutar film genre horor Indonesia. Raihan mengungkapkan bahwa masyarakat Davis terheran-heran saat mengetahui banyak sekali jenis hantu di Indonesia.

Belajar di luar negeri atau melakukan study exchange merupakan cara terbaik untuk bereksplorasi dan tumbuh secara global dan luas. Dapatkan pengalaman di tempat budaya baru, berteman dari seluruh dunia, memperluas perspektif, dan mengembangkan kemampuan baru. Kesempatan ini memungkinkan kamu untuk mengembangkan keterampilan yang sangat berharga. Mari mendunia!