Soft Robotics untuk Perawatan Kesehatan yang Lebih Baik di Indonesia
Masalah penyakit pernapasan merupakan isu serius yang memengaruhi kesehatan masyarakat secara luas di Indonesia. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap masalah ini antara lain polusi udara, paparan asap rokok, kebersihan lingkungan, dan akses terhadap perawatan kesehatan yang terbatas. Tingginya angka penyakit pernapasan membutuhkan upaya yang serius untuk mengatasinya dan meningkatkan ketahanan kesehatan di Indonesia.
Salah satu bentuk perawatan medis yang digunakan dalam mengatasi beban penyakit pernapasan adalah intubasi endotrakeal. Prosedur ini melibatkan penempatan tabung ke dalam tenggorokan dan saluran udara untuk membantu diagnosis dan pengobatan penyakit pernapasan. Namun, intubasi endotrakeal memiliki risiko yang signifikan dan dapat menyebabkan komplikasi serius atau bahkan kematian jika tidak dilakukan dengan benar atau dalam kondisi yang tidak tepat.
Menghadapi tantangan ini, pemerintah Indonesia melakukan kolaborasi riset dengan pemerintah Inggris melalui program Newton Funds pada tahun 2020. Dalam kerja sama ini, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Mechanical Engineering di Imperial College London, Inggris, untuk mengembangkan teknologi soft robotics untuk dunia kesehatan di Indonesia. Kerjasama ini disebut Soft Robotics for Affordable Healthcare in Indonesia.
Melalui penelitian ini, tim peneliti dari FTMD yaitu Prof. Ir. Andi Isra Mahyuddin, Ph.D., Arif Sugiharto, S.T., M.T., Dr. Eng. Sandro Mihradi, Dr.Eng. Ferryanto, ST., MT., Ir. Indrawanto, M.Eng., Ph.D. dan Vani Virdyawan, S.T, M.T., Ph.D., mengembangkan versi terjangkau dari soft robotics yang dapat diproduksi menggunakan manufaktur yang tersedia. Berfokus pada proses perancangan dan manufaktur, tim peneliti FTMD juga memperoleh pengetahuan khusus tentang kontrol manipulator robot lunak dari para ahli di Imperial College.
Soft robotics memiliki potensi yang besar dalam berbagai aplikasi, terutama dalam bidang kesehatan. Dengan karakteristiknya yang aman dan dapat berinteraksi dengan tubuh manusia tanpa risiko luka, penggunaan soft robotics dalam prosedur medis dapat mengurangi risiko komplikasi dan meminimalisir luka operasi. Salah satu keluaran dari kerja sama ini adalah soft robotics yang dapat melakukan tindakan bronkoskopi untuk pengobatan penyakit pernafasan seperti kanker paru-paru.
Soft robotics yang dikembangkan memiliki spesifikasi khusus, yaitu memiliki bentuk silinder, dapat bergerak dalam dua arah, yakni melengkung dan berputar. Selain itu, bahan yang digunakan dalam pembuatan robot lunak ini aman jika berinteraksi dengan organ manusia, memiliki sifat biokompatibel, dapat dicuci, dan bersifat sekali pakai. Proses pembuatannya relatif sederhana, tetapi dilengkapi dengan kontrol lanjutan untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi. Dengan upaya tim peneliti dari FTMD ITB, mereka berhasil mengembangkan prototipe robot tersebut dengan diameter 6,5mm. Lebih lanjut, keberhasilan ini mengarah pada kekayaan intelektual baru dan membuka peluang untuk meningkatkan perawatan pernapasan yang lebih baik di Indonesia.
Salah satu bentuk Soft Robot yang dikembangkan
Kedua tim penelitian ini juga mempertimbangkan aspek berkelanjutan dalam penelitian mereka. Selain mengembangkan solusi baru untuk berbagai prosedur, mereka juga berupaya memberdayakan para peneliti dan mahasiswa FTMD. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global yang rentan terhadap gangguan selama pandemi. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan adalah penyelenggaraan workshop mengenai soft robotics di FTMD ITB. Dengan melibatkan para ahli dan para peneliti lainya di FTMD termasuk para mahasiswa, diharapkan dapat terjadi pertukaran pengetahuan dan pengembangan inovasi yang berkelanjutan dalam bidang soft robotics di Indonesia.
Melalui kolaborasi antara FTMD ITB dan Mechanical Engineering di Imperial College London, diharapkan Indonesia dapat memiliki kemampuan manufaktur soft robotics yang efisien dan terjangkau. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kemandirian Indonesia dalam bidang teknologi medis, tetapi juga membuka potensi pengembangan lebih lanjut dalam bidang kesehatan dan industri lainnya.
Kerja sama ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan kapabilitas dan inovasi teknologi di Indonesia serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang kesehatan dan industri manufaktur.

