Reuni Daring Alumni FTMD ITB Penerima Beasiswa AUNSEED-NET/ JICA Angkatan 2003-2010
Pada hari Minggu 12 September 2021 telah dilaksanakan Reuni Alumni FTMD ITB Program Beasiswa AUNSEED-Net/JICA angkatan 2003-2010 dari Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Acara ini dilaksanakan atas inisiatif Shinta Puspita, yang pernah menjabat sebagai Administrative Officer AUNSEED-Net Program pada tahun 2003-2010. Hadir pada acara tersebut para dosen FTMD ITB yang terlibat dalam merintis program tersebut dan juga dosen pembimbing, diantaranya Prof. Djoko Suharto, Prof. Komang Bagiasna, Prof. Andi Isra Mahyuddin, Prof. Ichsan Setya Putra, Prof. Hari Muhammad, Prof. Zainal Abidin, Prof. Tatacipta Dirgantara, Dr. Iman K. Reksowardojo, Dr. Halim Abdurrachim, Dr. Lavi R. Zuhal dan Dr. Indrawanto. Hadir dalam acara ini juga Prof. Kanit Wattanavichien dari Chulalongkorn University, yang banyak bekerjasama dengan Dr. Iman K. Reksowardojo membimbing mahasiswa AUNSEED-Net dalam penelitian terkait bahan bakar alternatif.
Program AUNSEED-Net/JICA adalah program kerjasama pendidikan dan jejaring universitas di Asia Tenggara, yang salah satu programnya adalah peningkatan kapasitas Program Magister dan Doktor di Universitas anggota. Dari ITB saat itu dipilih Program Magister Teknik Mesin dan Teknik Dirgantara untuk menjadi tuan rumah dari kerjasama ini, dengan menerima mahasiswa dari Vietnam. Laos, Kamboja dan Myanmar. Setiap tahun sekitar 5-8 mahasiswa memperoleh beasiswa AUNSEED-Net untuk kuliah di ITB. Program ini berjalan sejak 2003 dan saat ini program beasiswa bagi mahasiswa asing tersebut dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia melalui Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang.
Pada kesempatan reuni ini , sekitar 40 alumni hadir dan menyampaikan perjalanan karier masing-masing setelah selesai studi di ITB. Pada umumnya para alumni tersebut menyampaikan bahwa pengalaman menjadi mahasiswa ITB adalah salah satu pengalaman terbaik dalam hidupnya, dan ilmu yang diperoleh selama belajar di ITB juga sangat bermanfaat dalam pengembangan diri dan karier selanjutnya. Aktivitas di luar kuliah, seperti pengenalan budaya dan perjalanan ke berbagai tempat di Indonesia juga sangat bermanfaat dalam memahami dan mengenal lebih jauh tentang Indonesia.
Sebagian besar alumni tersebut saat ini masih berkarier di Universitas masing-masing, baik sebagai dosen dan peneliti, maupun menempati jabatan struktural, seperti Dr. Nguyen Ngoc Dung yang sempat menjadi Vice Director dari Technology Business Incubation Center, Ho Chi Minh City University of Technology, dan saat ini menjadi Co Founder dan Chief Innovation Officer dari FiNNO Venture. Beberapa alumni telah menjadi Ketua Departemen, bahkan Dekan dan Wakil Dekan. Sebagian alumni lainnya berkarir di Industri, seperti Vu Chi Tanh yang saat ini berkarier di Vietnam Airlines. Selain itu, ada juga alumni yang berkarier di luar negeri asalnya, seperti Dr. Sok Ratnak yang saat ini telah menjadi Associate Professor di Waseda University, Nguyen Van Bo yang menjadi peneliti di A- Star dan adjuct professor di Singapura, serta Nguyen Truong Tho dan Nguyen Tran Nam yang berkarier di Inggris.
Selain bertukar informasi tentang karier, para alumni juga menceritakan keluarga masing-masing. Ada dua alumni program ini, yaitu Dr. Can Sarin dari Pnom Penh dan Dr. Kinnaleth Vongchanh dari Vientieane, Laos yang kemudian menikah dan saat ini berdomisili di Kamboja.
Dalam acara reuni tersebut juga sempat didiskusikan peluang-peluang kerjasama antara ITB dengan para alumni tersebut, baik itu kerjasama pendidikan, kolaborasi penelitian maupun membimbing mahasiswa pasca sarjana bersama. Kegiatan seperti ini rencananya akan dilaksanakan terus untuk memperkuat jejaring alumni ITB Internasional dan merintis kerjasama-kerjasama selanjutnya.