Bandung – Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT PLN Puslitbang pada Jumat (15/03/24). Tanda tangan MoU ini dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, Dekan FTMD ITB, dan Bapak Mochammad Soleh, General Manager Puslitbang PLN. Kerjasama ini mencakup bidang penelitian dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan serta pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa. 

Kerjasama ini menandai langkah awal dalam serangkaian proyek penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan bersama antara FTMD ITB dan PT PLN Puslitbang. Fokus utamanya adalah pada pengembangan teknologi baru dalam sektor ketenagalistrikan, termasuk pembangunan pembangkit listrik berbasis biomassa. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta solusi-solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sektor energi di Tanah Air. 

PT PLN Puslitbang, sebagai unit jasa yang berperan sebagai think tank bisnis PLN, fokus pada penelitian, kajian teknis, standar PLN, dan pengelolaan inovasi dalam lingkup PLN. Salah satu misi utamanya adalah mendukung peningkatan pembangunan pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT), khususnya di Nusa Penida, untuk mendukung industri pariwisata yang berkembang pesat di pulau tersebut. Misi tersebut termasuk kedalam kerjasama pembangunan pembangkit listrik berbasis biomassa. 

Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, Dekan FTMD ITB, dalam sambutanya menyoroti bahwa isu keberlanjutan (sustainability development) telah menjadi pusat perhatian dalam kegiatan riset di institusi ini. Dia menegaskan bahwa melalui kerjasama ini, FTMD ITB memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari solusi dalam menghadapi tantangan global terkait energi dan lingkungan. Dengan berfokus pada pengembangan energi terbarukan, FTMD ITB ingin memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung transformasi menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan. 

Sementara itu, Ibu Ir. Teti Armiati Argo, M.E.S, Ph.D., dari Kelompok Keahlian Perencanaan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK ITB) turut hadir dalam acara penandatanganan MoU tersebut. Kehadiran beliau merupakan wujud dari kolaborasi multidisiplin yang kuat, karena untuk mendukung keberhasilan dari kerjasama ini dibutuhkan keilmuan beliau untuk mengintegrasikan aspek sosial dalam setiap aspek dari proyek ini. Beliau membawa pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam merencanakan pembangunan berkelanjutan, yang akan menjadi nilai tambah bagi proyek kerjasama ini. 

Dengan demikian, penandatanganan MoU ini diharapkan menjadi langkah awal menuju inisiatif yang berdampak besar bagi kemajuan bangsa, selaras dengan terwujudnya ITB sebagai Globally Respected and Locally Relevant.