PT KAI dan FTMD ITB Cetak Talenta Siap Hadapi Transformasi Industri Perkeretaapian
Bandung – Dalam menghadapi dunia yang bergerak cepat dan penuh ketidakpastian, kemampuan beradaptasi menjadi sebuah keniscayaan. Perubahan yang terus berlangsung di tingkat global menuntut setiap individu dan institusi untuk siap menyesuaikan diri, tidak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam pola pikir dan strategi. PT Kereta Api Indonesia (Persero), sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia, tengah mengarahkan langkahnya menuju transformasi yang lebih tangguh dan berkelanjutan, melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan fondasi keilmuan.
Direktur Utama PT KAI, Didiek Hartantyo, dalam kuliah umum bertajuk “Navigating Changes & Driving Growth: Peluang dan Tantangan Industri Perkeretaapian di Indonesia” yang diselenggarakan di FTMD ITB pada 23 Mei 2025, menegaskan pentingnya menghadapi masa depan dengan kesiapan yang memadai. Ia menyampaikan bahwa tantangan yang akan datang bukan hanya soal teknologi, melainkan juga kebijakan, ekonomi makro, dan dinamika sosial. Oleh karena itu, PT KAI menilai bahwa penguatan kapasitas SDM menjadi langkah strategis untuk menjawab kompleksitas ini. Salah satu bentuk nyata dari upaya tersebut adalah program Magister Kerjasama PT KAI bersama FTMD ITB yang telah berjalan sejak 2022.
Program ini bukan sekadar pendidikan formal, namun sebuah bentuk enrichment training yang dirancang khusus untuk memberikan pemahaman mendalam dan aplikatif bagi para SDM di PT KAI. Hingga saat ini, program tersebut telah meluluskan 30 mahasiswa, 22 di antaranya dengan predikat cumlaude, dan hasil riset dari tesis-tesis tersebut pun telah, atau siap, diimplementasikan langsung di lingkungan kerja PT KAI. Saat ini, angkatan kedua dari program tersebut telah memasuki semester dua dengan jumlah peserta sebanyak 22 mahasiswa. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama antara industri dan akademisi untuk memecahkan permasalahan nyata sektor perkeretaapian di Indonesia.
Prof. Dr. Ir. Hermawan Judawisastra selaku Dekan FTMD ITB mengungkapkan bahwa FTMD tidak hanya terlibat dalam pendidikan, tetapi juga secara aktif melakukan riset yang relevan dengan kebutuhan industri. Berbagai kajian mulai dari perancangan produk kereta, keandalan dan integritas aset, dinamika operasi, hingga pengembangan metode inspeksi teknis, menjadi bagian dari kontribusi nyata FTMD terhadap perkembangan sektor perkeretaapian nasional.
Di sisi lain, PT KAI juga menunjukkan capaian kinerja positif sepanjang tahun 2024, termasuk dalam jumlah penumpang dan barang yang diangkut, serta pencapaian pendapatan perusahaan sebesar Rp33,5 triliun. Angka ini menjadi tonggak pemulihan pasca pandemi dan mencerminkan peningkatan efisiensi dan keberlanjutan operasional perusahaan. Tidak hanya itu, tren kecelakaan dalam operasional kereta api dan kecelakaan kerja terus menunjukkan penurunan dalam sepuluh tahun terakhir, dengan tahun 2025 mencatatkan angka kecelakaan terendah sebagai bukti nyata dari komitmen terhadap budaya keselamatan.
Meski begitu, tantangan ke depan tetap ada. Dengan tekanan ekonomi makro dan efisiensi anggaran pemerintah, PT KAI menghadapi keterbatasan pendanaan, kenaikan biaya energi, serta perlambatan permintaan. Strategi bisnis pun diadaptasi dengan berfokus pada efisiensi, digitalisasi, diversifikasi pendapatan, serta perluasan partisipasi dalam rantai nilai di luar aktivitas angkutan penumpang dan barang. Kolaborasi antar-BUMN menjadi kunci untuk menjawab perubahan arah kebijakan nasional yang semakin dinamis.
Namun di balik strategi dan teknologi, aspek manusia tetap menjadi kunci. Tantangan kompetensi SDM seperti skill gap, literasi data digital, penguasaan bahasa asing, serta soft skills menjadi fokus utama dalam pembangunan kapasitas internal. Program pendidikan seperti kolaborasi dengan FTMD ITB menjadi salah satu jawaban strategis dalam mengatasi hal ini. Kurikulum yang dirancang berdasarkan kebutuhan sektor perkeretaapian memungkinkan peserta untuk langsung mengaplikasikan ilmu di lingkungan kerja mereka masing-masing, sehingga menciptakan solusi yang berdampak nyata.
Dalam pesannya kepada para mahasiswa dan insan PT KAI, Didiek menggarisbawahi pentingnya motivasi internal dan sikap optimis sebagai fondasi dalam menghadapi perubahan. Rasa takut terhadap perubahan kerap muncul karena ketidakpastian dan rasa kehilangan kendali, tetapi melalui ketahanan mental dan kemampuan beradaptasi, perubahan justru bisa menjadi batu loncatan menuju kemajuan. “Sesuatu yang muncul dari dalam kita akan memotivasi kita untuk mencapai sesuatu. Jadilah pribadi yang secara internal termotivasi,” ujarnya.
Didiek juga membagikan panduan sederhana namun fundamental untuk mempercepat kemajuan karir: selesaikan tugas sebelum tenggat waktu dan lampaui ekspektasi, selaraskan diri dengan visi dan misi perusahaan, bangun kepercayaan dari hal-hal kecil, serta tunjukkan potensi, bukan sekadar bertahan. Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadikan perkuliahan ini sebagai awal untuk menjadi pribadi yang lebih siap, disiplin, proaktif, dan berani mengambil peran.
Keseluruhan pesan dari perkuliahan umum ini mencerminkan bahwa dunia perkeretaapian tidak lagi hanya bicara tentang rel dan gerbong, tetapi juga tentang strategi, kebijakan, sosial, dan terutama kesiapan manusia yang menggerakkannya. Untuk itu, mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan dituntut untuk siap menghadapi tantangan dengan bekal keterampilan digital, komunikasi, manajemen proyek, serta pemahaman terhadap energi terbarukan. Dengan optimisme dan motivasi yang kuat dari dalam diri, mereka diharapkan menjadi agen perubahan nyata di tengah arus transformasi industri yang semakin cepat.