Pramudita Satria Palar, Dosen FTMD ITB Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia 2025 untuk Kedua Kalinya
Bandung, 23 September 2025 – Indonesia kembali menorehkan kebanggaan di kancah internasional. Laporan Stanford–Elsevier Top 2% Scientists 2025 yang dirilis pada 19 September 2025 menempatkan sejumlah ilmuwan Indonesia sebagai peneliti paling berpengaruh di dunia.
Institut Teknologi Bandung (ITB) menempati peringkat tertinggi di Indonesia dengan 16 peneliti yang masuk dalam daftar prestisius tersebut. Posisi berikutnya ditempati Universitas Gadjah Mada (14 peneliti), Universitas Indonesia (13), Universitas Airlangga (13), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (12), Universitas Diponegoro (9), Universitas Padjadjaran (8), Institut Pertanian Bogor (7), Universitas Hasanuddin (7), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (6), Universitas Syiah Kuala (6). Capaian ini menegaskan kualitas riset Indonesia yang semakin diakui dunia, dengan dominasi perguruan tinggi negeri dan lembaga riset nasional. ITB sendiri kembali mengukuhkan posisinya sebagai pusat riset dan inovasi terdepan.
Dosen FTMD ITB yang Kembali Masuk Daftar Dunia
Dari 16 nama dosen ITB yang masuk daftar, salah satunya adalah Pramudita Satria Palar, Ph.D., dosen muda dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Prestasi tahun ini bukanlah yang pertama baginya. Pramudita juga tercatat dalam daftar ilmuwan Top 2% Dunia pada tahun 2024, dan kembali meraih pengakuan yang sama pada 2025, menegaskan konsistensinya sebagai peneliti kelas dunia.
Pramudita saat ini menjabat sebagai Assistant Professor dan meneliti bidang aerodynamic optimization, uncertainty quantification, serta machine learning. Ia memimpin Design Optimization and Machine Learning (DOML) Laboratory di ITB.
Sebelum bergabung di ITB, Pramudita pernah menjadi Research Fellow di Institute of Fluid Science, Tohoku University, Jepang, dan sempat menjadi visiting researcher di Leiden Institute of Advanced Computer Science, Belanda.
Penelitiannya berfokus pada optimisasi komputasi mahal, surrogate model, statistical & machine learning, serta analisis ketidakpastian yang banyak diaplikasikan pada rekayasa kedirgantaraan dan mesin.
Pramudita meraih gelar Ph.D. di bidang Aeronautics and Astronautics dari University of Tokyo, Jepang. Selama studi doktoralnya, ia mengembangkan metode surrogate-assisted memetic algorithm dan teknik multi-fidelity uncertainty quantification berbasis polynomial chaos expansion. Ia juga pernah menjadi visiting researcher di Engineering Design Center, University of Cambridge, Inggris, dan menulis beberapa publikasi kolaboratif.
Pada 2023 dan 2024, Pramudita diundang sebagai Assistant Professor tamu di ISAE-SUPAERO, Prancis, menambah panjang rekam jejak akademik internasionalnya.
“Just for fun, I describe myself as an ESPER – Engineer, Scientist, Probabilist, Educator, and Rationalist,” ujarnya dalam profil singkatnya.
Keberhasilan ini menegaskan peran penting FTMD ITB dalam menghasilkan riset berkualitas tinggi yang diakui dunia, serta menjadi bukti bahwa Pramudita Satria Palar konsisten mencetak prestasi dua tahun berturut-turut sebagai ilmuwan top dunia.