Bandung, 8 Januari 2024 – Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD ITB) terus mendukung para mahasiswanya dalam memperoleh pengalaman belajar dan perspektif global. Dengan berbagai skema yang ditersedia, para mahasiswa dapat mengakses peluang international mobility, termasuk pertukaran pelajar dan program double degree. Salah satu contohnya adalah Nicolaas George Edward, mahasiswa Teknik Mesin ITB angkatan 2020, yang berhasil menempuh satu semester di National Taiwan University of Science and Technology (Taiwan Tech) melalui beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023. 

Dalam wawancara eksklusif dengan Tim Media FTMD, Nicolaas membagikan alasan memilih Taiwan sebagai destinasi studinya. “Aku ingin merasakan belajar di lingkungan yang memiliki budaya unik yang tidak bisa aku dapatkan selain di tempat tersebut, seperti Taiwan. Dari sejarahnya, Taiwan sangat unik, dan karena mereka tidak mengadopsi bahasa Inggris, aku merasa tertantang untuk belajar bahasa Mandarin,” ungkapnya. 

Nicolaas menilai bahwa banyak orang memilih negara berbahasa Inggris atau Jerman untuk studi mereka, tetapi menurutnya, apabila hanya ingin mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris, dia bisa belajar di mana saja, termasuk di Singapura. 

Pengalaman Belajar di Taiwan: Budaya, Masyarakat, dan Teknologi 

Selama semester di Taiwan Tech, Nicolaas mengambil berbagai macam mata kuliah yang secara signifikan memperluas pengetahuannya. Ia menyelami “Introduction to Engineering & Engineering Ethics” mengeksplor dimensi etika praktik rekayasa. Mata kuliah “Project Management” membekalinya dengan keterampilan untuk mengelola proyek rekayasa secara efektif. Dalam “Brand Management” Nicolaas memahami secara mendalam kompleksitas membangun dan mengembangkan merek. Pada mata kuliah Bahasa Mandarin, yang turut menjadi pilihannya, didorong oleh minatnya dalam mempelajari bahasa baru. Terakhir, mata kuliah “Sustainable Development and Society” memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek keberlanjutan, berkontribusi pada pemahamannya yang holistik terhadap subjek tersebut. 

Ketika ditanya tentang pengalaman atau hal baru yang dia temui selama studi di luar negeri, Nicolaas berbagi pengalaman uniknya. “Saya pernah dimarahi karena memberikan kesempatan kendaraan bermotor untuk tetap jalan dibandingkan dengan menyeberang jalan bersama pejalan kaki lainnya. Di Taiwan, budayanya mengharuskan pejalan kaki menjadi prioritas saat menyeberang, bahkan dilarang menekan klakson saat pejalan kaki sedang melintas.” 

Dia juga menyoroti perbedaan budaya, masyarakat, dan teknologi di Taiwan. “Di Taiwan, ketiganya saling mempengaruhi dan berkaitan erat. Hukum di sana selaras dengan kemajuan teknologi, seperti pengecekan emisi gas yang diimplementasikan dengan ketat.” 

Manfaat Student Exchange bagi Pengembangan Akademis dan Profesional 

Nicolaas menjelaskan bagaimana program pertukaran pelajar memberikan manfaat bagi pengembangan akademis dan profesionalnya. “Dari sudut pandang akademik, aku mendapatkan peluang untuk magang dan melanjutkan studi S2 di sana. Secara profesional, aku telah mengenal banyak orang, dan jika suatu saat aku membutuhkan kerjasama atau kolaborasi, aku sudah memiliki jaringan yang kuat di sana.” 

Keistimewaan Menjadi Mahasiswa FTMD ITB di Luar Negeri 

Sebagai mahasiswa FTMD ITB, Nicolaas merasakan keistimewaan tersendiri selama studi di luar negeri. “Ternyata, ITB sangat berskala internasional. Banyak profesor di sana memiliki hubungan erat dengan profesor di ITB. Bahkan, banyak lulusan FTMD yang menjadi profesor di kampus ini. Ini memberi kita titik awal untuk membangun relasi baru dan lebih luas. Kolaborasi antara FTMD ITB dan Taiwan Tech juga meningkatkan konektivitas saya.” 

Pengalaman Nicolaas George Edward di Taiwan menjadi inspirasi bagi mahasiswa FTMD ITB lainnya untuk menjelajahi peluang internasional dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan mereka di dunia global.