Bandung – Mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang Techtonic 2.0, rangkaian kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh IEEE Student Branch Universitas Indonesia (IEEE SBUI) 2025.

Techtonic 2.0 merupakan kompetisi dan forum akademik yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk mengeksplorasi serta mengembangkan solusi berbasis teknologi mutakhir, seperti Artificial Intelligence (AI), Blockchain, dan Renewable Energy. Kegiatan ini terbagi ke dalam tiga cabang lomba, yakniBusiness Plan Competition (BPC), InnoVision’s Essay Competition, dan Nexsolve’s Paper Competition.

Pada ajang ini, tim mahasiswa FTMD ITB berpartisipasi dalam Nexsolve Paper Competition, sebuah kompetisi karya tulis ilmiah yang menitikberatkan pada pemecahan masalah inovatif, berwawasan ke depan, dan aplikatif. Nama “Nexsolve” sendiri merupakan gabungan dari kata Next dan Solve, yang mencerminkan semangat menciptakan solusi masa depan yang berdampak nyata.

Nexsolve Paper Competition dilaksanakan melalui tiga tahapan seleksi, yaitu Stage 1: Abstract Submission, Stage 2: Full Paper Submission, dan Stage 3: Presentation sebagai babak final. Pada tahun ini, kompetisi mengusung tema besar “Empowering Tomorrow’s World: Where Innovation Meets Global Impact”, dengan fokus kasus khusus “Upholding Security, Resilience, and Trust of Digital and Physical Infrastructure.”

Lebih lanjut, kasus tersebut dibagi ke dalam tiga subtema utama, yakni Artificial Intelligence in Control Systems, Blockchain Technology, dan Renewable Energy System. Tim mahasiswa FTMD ITB memilih subtema Renewable Energy System, dengan menyoroti potensi besar pengembangan energi terbarukan terdesentralisasi berskala kecil yang mampu memberdayakan individu, pelaku usaha, hingga komunitas lokal.

Dalam kajiannya, tim mengangkat permasalahan ketimpangan elektrifikasi di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Indonesia, yang hingga kini masih menghadapi keterbatasan akses listrik. Sebagai solusi, mereka mengusulkan konsep “Adaptive Modular Solar Systems”, yakni sistem pembangkit listrik tenaga surya modular yang adaptif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi daerah setempat.

Gagasan tersebut dituangkan dalam sebuah karya ilmiah berjudul “Adaptive Modular Solar Systems: Bridging the Electrification Gap in Indonesia’s 3T Areas.” Paper ini menekankan pentingnya pendekatan energi terbarukan yang fleksibel dan berkelanjutan untuk mempercepat pemerataan elektrifikasi nasional.

Tim mahasiswa FTMD ITB yang tergabung dalam kompetisi ini berasal dari Program Studi Teknik Material angkatan 2023, dengan anggota sebagai berikut:

  1. Tarangga Daffa Edrawidyadhana (13723023)

  2. Aliya Lathifa Putri (13723069)

  3. Raissa Nismara (13723056)

Keikutsertaan dan capaian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata mahasiswa ITB dalam mendukung pengembangan energi terbarukan sekaligus menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di wilayah 3T.