Kelvin Ojango, Mahasiswa Asal Tanzania Raih Beasiswa TIAS untuk Studi di ITB
Kelvin Elimada Ojango, mahasiswa asal Tanzania, saat ini tengah menempuh studi Magister Teknik Mesin dengan spesialisasi Manajemen Pemeliharaan di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB), melalui program beasiswa The Indonesian AID Scholarship (TIAS). Pria asal Afrika Timur ini memilih Indonesia sebagai negara tujuan studinya karena perpaduan antara mutu akademik yang kuat dan kekayaan budaya yang ditawarkan.
Menurut Kelvin, Indonesia menonjol sebagai negara yang memiliki komitmen besar dalam pendidikan internasional melalui berbagai inisiatif seperti TIAS dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB). “Saya sangat tertarik untuk belajar di Asia Tenggara yang tengah berkembang pesat dalam hal pembangunan industri dan inovasi. Indonesia adalah tempat yang tepat untuk mengasah kemampuan teknis sekaligus memperluas wawasan budaya,” ungkapnya.
Selama menjalani pendidikan di ITB, Kelvin merasakan pengalaman belajar yang sangat berharga. Ia menyebut lingkungan akademik di ITB sangat profesional dan ketat, terutama di FTMD. Para dosen dinilai memiliki keahlian tinggi dan mudah didekati. Di luar kelas, Kelvin juga menikmati interaksi dengan mahasiswa Indonesia maupun internasional, serta kesempatan mempelajari budaya dan bahasa Indonesia. “Saya juga merasakan keramahan masyarakat lokal di Bandung, yang membuat saya cepat beradaptasi,” ujarnya.
Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Kelvin adalah keterlibatannya dalam penelitian kecil yang berkaitan dengan permasalahan nyata di bidang pemeliharaan. Dibimbing oleh dosen-dosen berpengalaman, ia mendapatkan pemahaman mendalam mengenai konsep reliability-centered maintenance (RCM 3) dan manajemen aset. Selain itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan pertukaran budaya di kampus, yang memberinya kesempatan untuk memperkenalkan tradisi Tanzania sekaligus belajar tentang keragaman budaya Indonesia.
Beasiswa TIAS yang diterimanya menjadi faktor penting dalam kelangsungan studinya. “Beasiswa ini benar-benar mengubah hidup saya. Bantuan finansial dari TIAS membuat saya dapat fokus penuh pada studi dan riset tanpa perlu khawatir mengenai biaya kuliah maupun kebutuhan hidup,” tuturnya. Lebih dari itu, beasiswa ini juga mempertemukannya dengan komunitas global yang memperkaya pengalamannya sebagai mahasiswa internasional.
Kelvin menilai ITB memiliki reputasi global yang kuat dalam bidang teknik dan teknologi, yang secara alami menarik minat mahasiswa dari berbagai belahan dunia. Menurutnya, pendekatan riset yang diterapkan, kualitas pengajar, serta fasilitas laboratorium yang memadai menjadi daya tarik tersendiri. ITB juga dinilai memiliki lingkungan multikultural dan sistem pendukung yang membantu mahasiswa asing untuk menyesuaikan diri dan berkembang.
Bagi Kelvin, daya tarik utama ITB terletak pada keseimbangan antara keunggulan akademik dan kekayaan budaya. “ITB tidak hanya menawarkan pendidikan berkualitas tinggi, tetapi juga kesempatan untuk terlibat dalam riset, inovasi, dan kolaborasi lintas budaya. Lokasinya di Bandung yang damai, dinamis, dan memiliki cuaca yang bersahabat juga menjadi nilai tambah bagi mahasiswa internasional yang menginginkan pengalaman pendidikan yang menyeluruh,” pungkasnya.