Bandung – Program Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) merupakan skema kerja sama antara Pemerintah Jepang dan Indonesia dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi serta pengembangan kapasitas yang mencakup 4 bidang yaitu Environment and EnergyBioresourcesDisaster Prevention, dan Mitigation Infectious Diseases Control dalam bentuk hibah riset selama 3-5 tahun.

Dalam program ini, Pemerintah Jepang melalui Japan Science and Technology Agency (JST) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama untuk memfasilitasi riset antara peneliti Indonesia dan Jepang yang menargetkan isu global.

Pada Kamis (30/09/22), seluruh pihak yang terlibat pada kegiatan riset ini datang ke Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD ITB) dalam rangka survey kelayakan. Dari pemerintah Jepang menghadirkan perwakilan dari JICA, CTO Euglena, JST, dan University of Tokyo. Tim Indonesia melibatkan (Badan Riset dan Inovasi Nasional) BRIN dan menghadirkan beberapa perwakilan dari Jawa Power Paiton. Pertemuan ini disambut secara langsung oleh Ketua Dekan FTMD, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Wakil Dekan Bidang Akademik, Koordinator Hubungan Eksternal, Koordinator Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan hadiri oleh para ketua kelompok keahlian.

Acara diawali dengan sambutan dari kedua belah pihak, pihak Indonesia maupun pihak Jepang. Masing-masing dari kedua belah pihak menyambut baik kerja sama ini. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pihak FTMD juga menjelaskan satuan tugas keselamatan (Safety Task Force) dimana tiap-tiap koordinator saling berkoordinasi untuk menciptakan keamanan dan keselamatan.

Setelah sesi tanya jawab selesai, rombongan ini berkunjung pada laboratorium yang ada di FTMD ITB. Tidak hanya berkunjung, beberapa pertanyaan dan diskusi juga dilakukan sembari berjalan dari satu laboratorium ke laboratorium lainya. Pihak ITB menyoroti bahwa setiap laboratorium memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga dapat menjamin bahwa riset yang akan dilakukan bersifat aman.

Universitas Padjajaran yang juga tergabung dalam bentuk kerja sama ini turut hadir beserta dua mahasiswa yang akan terjun langsung di dalam program riset ini. Pada penelitian ini mereka melakukan riset bagaimana cara mereduksi karbon sebanyak-banyaknya dengan efisien dan efektif. Dimana proses reduksi yang dilakukan menggunakan mikroalga dengan reaksi fotosintesis. Dalam kerjasama penelitian ini, mereka bertanggung jawab pada optimalisasi reduksi karbon.

Mereka juga menambahkan bahwa riset ini merupakan sebuah inovasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida di PLTU melalui carbon capture dengan mikroalga. Adapun hasilnya adalah biomassa alga yang kemudian dapat diaplikasikan kembali untuk biofluel. Hasil dari riset ini akan diproduksi dalam skala Industri melalui Jawa Power Paiton. Harapanya, riset ini bisa membantu untuk mensukseskan target Indonesia pada tahun 2030 untuk mereduksi karbon.