Bandung – Bappenas menggandeng kepakaran ITB dalam penyusunan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Dirgantara 2022-2045. ITB melalui Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang terlibat dalam penyusunan peta jalan tersebut. FTMD yang memiliki Program Studi Teknik Dirgantara dari jenjang Sarjana, Magister, dan Doktor dinilai memiliki kapabilitas sebagai sebuah akademisi yang akan membersamai sektor industri dan sektor pemerintah dalam membangun industri  kedirgantaraan Indonesia.  Dekan FTMD, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, menugaskan Lavi Rizki Zuhal, PhD, Dr. Yazdi Ibrahim Jenie, dan Pramudita Satria Palar, Ph.D. yang merupakan tenaga pengajar FTMD untuk terlibat dalam penyusunan peta jalan ini.

Diskusi peta jalan industri dirgantara
Lavi Rizki Zuhal, PhD, Dr. Yazdi Ibrahim Jenie, dan Pramudita Satria Palar, Ph.D. menjadi narasumber dalam diskusi Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Dirgantara

Indonesia memiliki cita-cita untuk memiliki industri kedirgantaraan nasional. Untuk mewujudkan cita-cita ini, dilakukan penyusunan Peta Jalan Pengembangan Ekosistem Industri Dirgantara  sebagai acuan nasional dalam membangun industri kedirgantaraan Indonesia. Industri dirgantara indonesia dinilai memiliki potensi pasar yang amat sangat besar melalui produk dan layanan yang dihasilkan dengan nilai tambah dan kandungan teknologi tinggi. Mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, maka industri dirgantara Indonesia sudah memiliki target pasar yang jelas yaitu negaranya sendiri. Lebih lanjut, pengembangan industri kedirgantaraan juga dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan mobilitas masyarakat.

Setelah perjalanan panjang yang memakan kurun waktu 5 tahun, peta jalan ini akhirnya diluncurkan pada acara puncak Indonesia Development Forum (IDF) yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas. Acara puncak ini diselenggarakan di Bali, pada 21-22 November 2022. Bersamaan dengan acara tersebut, Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menandatangani MOU dengan Dirut PT. Dirgantara Indonesia (PT DI). Dalam MOU tersebut tertulis bahwa PT. DI dengan ITB sepakat untuk mengembangkan kompetensi rancang bangun pesawat dan kedirgantaraan dalam negeri.

Dalam rangkaian acara IDF, tepatnya pada hari kedua (22/11/22), salah satu tenaga pengajar FTMD yaitu Prof. Dr. Ir. Hari Muhammad menjadi pembicara dalam sesi; Reviving The Aerospace Industry Through Sustainable Aerocraft Project Indonesia.

 

peta jalan industri dirgantara

Peran FTMD dalam Ekosistem Industri Dirgantara

Tidak berhenti sampai di penyusunan saja, FTMD juga memiliki peran dalam ekosistem kedirgantaraan indonesia.

Kemajuan teknologi sebuah bangsa tentunya tidak bisa lepas dari peran akademisi. Dibutuhkan sebuah keselarasan antara industri, pemerintah, dan perguruan tinggi. Sebagai akademisi, ITB memiliki peran untuk memberikan pola pengembangan yang konkrit melalui ide-ide maupun saran berupa hasil penelitian dan riset yang dapat direalisasikan kedepan. Lebih lanjut, hadirnya akademisi dapat membantu industri untuk terus berkembang mengikuti kebutuhan masa depan.

Melalui program pendidikan yang dimiliki, FTMD juga bertanggung jawab atas regenerasi insinyur aviasi serta penerus semangat perjuangan kebangkitan industri dirgantara ini. Peta perjalanan yang dirancang sampai tahun 2045 tentunya membutuhkan SDM dirgantara yang mumpuni. Apabila tidak dipersiapkan dengan baik, maka akan terjadinya  kekurangan SDM dengan kualifikasi kedirgantaraan. Akibatnya proyek-proyek yang direncanakan tidak efisien atau terhambat.