Kerja Sama Peningkatan Kemampuan Pengembangan Mesin perkakas di Pusat Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) ITB Secara Formal Dimulai
Berkembangnya industri manufaktur di Indonesia perlu didukung oleh industri mesin perkakas yang kuat. Kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Republik Korea dalam mengembangkan kemampuan membangun mesin perkakas di Indonesia telah dirintis untuk meningkatkan kemampuan industri mesin perkakas nasional agar mampu mendukung industri manufaktur nasional. Program pengembangan mesin perkakas ini akan dilakukan di Pusat Pengembangan Teknologi dan Industri (PPTI) yang berlokasi di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Institut Teknologi Bandung.
Pada hari Jumat (28/05), ITB yang diwakili oleh Prof. Tatacipta Dirgantara , Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) dan Jung Young Doo dari CAMTIC (Advance Mechatronics Technology Institute for Commercialization) secara resmi memulai program kerja sama peningkatan pengembangan mesin perkakas. Acara yang dilaksanakan di Perpustakaan FTMD ini juga disaksikan oleh Chung Keun Yong, Atase Komersial dari Kedutaan Republik Korea (Korea Selatan) untuk Indonesia, Bae Gun Yeol, Direktur KITECH (Korea Institute of Industrial Engineering), Bok Dug Gyou, Direktur KOTRA (Korea Trade Investment Promotion Agency), Azhar Fitri, Direktur Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional (Direktoral Jendral Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementrian Perindustrian), berserta jajaran dari Direktorat ADIPI dan Sekretariat DITJEN KPAII, serta DITJEN ILMATE (Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika).
Pada kata sambutannya, Prof. Tatacipta Dirgantara menyampaikan bahwa rencana pendirian sebuah pusat pengembangan mesin perkakas sudah dimulai semenjak 10 tahun silam sebagai salah satu bentuk kepedulian ITB terutama dosen-dosen FTMD untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas industri mesin perkakas dalam mendukung industri manufaktur di Indonesia yang semakin meningkat tiap tahunnya. Tanpa adanya kemampuan untuk mengembangkan mesin perkakas mandiri maka kemajuan industri-industri manufaktur nasional sangat bergantung pada negara lain, karena mesin perkakas merupakan peralatan utama yang digunakan pada industri manufaktur tersebut. ODA (Official Development Assistant) PROJECT FOR ESTABLISHMENT OF MACHINE TOOLS TECHNICAL CENTER IN INDONESIA merupakan program kerjasama yang sejalan dengan semangat ITB untuk membangun industri mesin perkakas nasional.
Dukungan kerja sama ini kembali disampaikan oleh Pemerintah Republik Korea yang diwakili oleh Atase Komersial untuk Indonesia. Chung Keun Yong mengatakan bahwa pemerintah Korea Selatan mendukung dan mengapresiasi antusiasme FTMD dalam menyukseskan kerja sama ini. Dalam kerja sama ini Pemerintah Indonesia mendapat hibah peralatan yang berkaitan dengan pengembangan mesin perkakas. Sebagian peralatan tersebut secara bertahap telah tiba di Indonesia dan diletakkan serta dioperasikan di gedung PPTI-ITB.
Sementara itu, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Azhar Fitri mengatakan bahwa pusat pengembangan ini diharapkan akan membantu industri manufaktur Indonesia untuk dapat bersaing di dunia dan dapat meningkatkan kapabilitas nasional untuk berperan pada rantai pasok manufaktur global. Walaupun beberapa tahun tahun terakhir perkembangan industri manufaktur Indonesia mulai dikenal di dunia, namun kedepannya pemerintah berharap industri manufaktur Indonesia lebih bisa berperan pada industri alat-alat kesehatan dan pertanian bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan nasional namun juga berperan dalam pasar global.
Kerja sama bernilai 5 Juta Dollar atau setara dengan 70 miliar rupiah ini akan berlangsung selama 3 tahun (2019-2021) namun karena adanya pandemi COVID-19 kegiatan ini akan diperpanjang hingga Desember 2022. Disamping hibah peralatan untuk membangun mesin perkakas, pemerintah Korea akan menghibahkan 55 set komponen mesin bubut manual NARA yang akan dirakit di PPTI-ITB dan selanjutnya akan didistribusikan pada berbagai pihak untuk diuji performanya. Selanjutnya beberapa komponen penting dari mesin perkakas tersebut akan dibuat di dalam negeri dengan melibatkan banyak industri manufaktur lokal.
Project ODA (Official Development Assistant) ini berasal dari MOTIE (Ministry of Trade, Industry and Energy) Korea Selatan dengan melibatkan banyak institusi dalam konsorsium; diantaranya adalah KIAT (Korea Institute for Advancement of Technology) sebagai General Manager project, CAMTIC (CAMTIC Advanced Mechatronics Technology Institute for Commercialization) sebagai operator project, KITECH (Korea Institute of Industrial Technology), JIAT (Jeonbuk Institute of Automotive convergence Technology), dan Doosan Machine Tool.