Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan kontribusi besarnya dalam pembangunan bangsa melalui kolaborasi strategis bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT). Kali ini, fokus utamanya adalah mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa dengan pendekatan berbasis Teknologi Tepat Guna di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal) Indonesia Timur.  

Kolaborasi ini menjadi salah satu upaya unggulan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur, program ini juga mencakup pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai investasi jangka panjang untuk keberlanjutan desa.  

Didukung dengan aplikasi Desanesha, sebuah aplikasi yang dirancang oleh ITB untuk mempermudah kepala desa melaporkan kondisi nyata di lapangan terkait Indeks Desa Membangun (IDM). Melalui aplikasi ini, permasalahan yang dihadapi masyarakat desa dapat langsung dikomunikasikan kepada para pakar ITB untuk mendapatkan solusi berbasis teknologi tepat guna.  

ITB, melalui berbagai fakultas dan sekolahnya, merancang program pengabdian masyarakat yang bercirikan keunggulan ilmiah dan inovasi teknologi yang mencakup:  

  1. Teknologi eksplorasi pengeboran air dan penyediaan air bersih siap minum.
  2. Konektivitas internet untuk mendukung desa digital.
  3. Pengembangan sumber daya listrik berkelanjutan.
  4. Teknologi pertanian dan pengembangan SDM.

Beberapa dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) yang terlibat pada program pengabdian masyarakat tahun 2025 senagai berikut 

1. Teknologi Pemecah Kemiri oleh Indria Herman, S.T., M.T., Ph.D. 

Proyek ini dilakukan di Kapiran Meo, Malaka, Nusa Tenggara Timur, dengan fokus pada pengembangan alat pemecah kemiri berbasis teknologi tepat guna. Solusi ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas petani lokal sekaligus mendukung SDGs nomor 15, yaitu Life on Land 

2. Desa Digital oleh Dr. Khairul Ummah, S.T., M.T. 

Program ini melibatkan penyediaan konektivitas internet dan listrik di Desa Nabaheng, Maluku Tenggara. Dengan menciptakan desa terkoneksi, inisiatif ini mendukung SDGs nomor 9, yaitu Konektivitas Internet dan Listrik.  

3. Pengelolaan dan Pengawetan Ikan Laut oleh Jooned Hendrarsakti, Ph.D. 

Proyek ini dilaksanakan di Desa Yeisowo, Halmahera Tengah, Maluku Utara, untuk memperkenalkan teknologi pengolahan ikan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Inisiatif ini berkontribusi pada SDGs nomor 13, yaitu Climate Action 

4. Alat Tangkap Ikan oleh Dr. Ir. Sri Raharno, S.T., M.T. 

Proyek ini bertujuan menyediakan alat tangkap ikan yang mendukung industri pengolahan ikan asin di Desa Kabetan, Toli Toli, Sulawesi Tengah. Dengan pendekatan berbasis teknologi, proyek ini membantu masyarakat lokal dalam menciptakan peluang ekonomi yang lebih besar. Inisiatif ini berkontribusi pada SDGs nomor 13, yaitu Climate Action. 

Dengan penerapan teknologi tepat guna, masyarakat diajak untuk lebih mandiri, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.  

Kolaborasi ini mencerminkan peran penting ITB sebagai pelopor pendidikan tinggi di Indonesia yang tidak hanya unggul dalam riset, tetapi juga berkontribusi nyata bagi pembangunan masyarakat di pelosok negeri.  

Melalui sinergi dengan Kemendesa PDTT, program ini menjadi langkah strategis dalam menjadikan SDGs Desa bukan sekadar visi, tetapi sebuah realitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia di wilayah 3T.