Bandung – Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan Joint Conference:  The 9th Southeast Asia Workshop on Aerospace Engineering (SAWAE) dan The 11th International Seminar on Aerospace Science and Technology (ISAST) yang berlangsung pada 5–7 Agustus 2025 di The Papandayan Hotel, Bandung.

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Southeast Asia Network on Aerospace Engineering (SANAE) sebagai penyelenggara SAWAE, FTMD ITB sebagai bagian dari anggota SANAE, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dengan dukungan dari berbagai mitra industri.

Konferensi ini menghadirkan 158 makalah dari sembilan negara, yakni Indonesia, Tiongkok, Belanda, Malaysia, Taiwan, Vietnam, India, Thailand, dan Filipina. Ketua pelaksana, Dr. Ing. Javensius Sembiring, ST, MT, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi riset regional. “Forum ini menjadi wadah penting bagi akademisi, peneliti, dan praktisi industri untuk berbagi pengetahuan, mendorong kerja sama lintas negara, serta memperkuat jaringan penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan,” ujarnya.

Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan Institut Teknologi Bandung yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Hermawan Judawisastra sebagai Dekan FTMD ITB, Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan Southeast Asia Network on Aerospace Engineering yang menekankan pentingnya sinergi regional dalam menghadapi perkembangan teknologi dirgantara. Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional, Robertus Heru Triharjanto, menegaskan bahwa kolaborasi antarnegara di bidang kedirgantaraan dan antariksa sangat diperlukan untuk mendorong kemajuan kawasan.

Forum ini tidak hanya menjadi ajang presentasi ilmiah, melainkan juga ruang strategis untuk memperluas kemitraan kelembagaan. Sesi pleno menghadirkan tiga pembicara utama, yakni Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra dari Institut Teknologi Bandung yang membawakan materi tentang analisis toleransi kerusakan pada struktur pesawat, Dr. Ir. Erwandi, M.Eng. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional yang memaparkan studi numerik dan eksperimental terkait aspek hidrodinamika pesawat amfibi N219, serta Prof. Dr. Mohd Nasir bin Tamin dari Universiti Teknologi Malaysia yang membahas pendekatan multifraktal untuk menganalisis propagasi retak akibat kelelahan material.

Selain itu, para peserta mempresentasikan riset dengan cakupan tema penerbangan, astronautika, dan aeronautika yang dibagi ke dalam berbagai subtopik. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan penghargaan kepada sepuluh makalah terbaik dan dua penyaji terbaik. Salah satu penerimanya adalah M Khawariz Andaristiyan, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ITB), yang terpilih sebagai penyaji terbaik dengan makalah berjudul “Mars-to-Earth Return Transfer Analysis Based on Porkchop Plots for 2030–2050 Launch Opportunity”.

Antusiasme peserta dan kualitas diskusi yang tercipta menunjukkan bahwa SAWAE–ISAST 2025 tidak hanya menjadi konferensi ilmiah, tetapi juga langkah nyata dalam memperkuat kolaborasi penelitian, memperluas jejaring internasional, serta mendorong inovasi kedirgantaraan di kawasan Asia Tenggara