Bandung – Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB) menyambut kunjungan tim dari Indonesia Manufacturing Center (IMC) yang dipimpin oleh Ketua Tim Kerja Penguatan IMC, Bapak Mangasi Parsaoran Siahaan (31/10/24). Kunjungan ini bertujuan untuk membangun kolaborasi lebih erat antara IMC dan perguruan tinggi serta lembaga riset dalam mendukung industri manufaktur nasional. 

IMC, yang berlokasi di Plered, Jawa Barat, diresmikan pada 14 Oktober 2024 oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Di bawah naungan Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), IMC misi menjadi katalisator bagi program Machine Making Machine (3M). Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, lembaga riset, profesional, serta media atau lembaga finansial guna mendorong pengembangan teknologi industri. 

Dalam kunjungan ini, tim IMC disambut oleh Dr. Eng. Ir. Agung Wibowo dan Dr. Ir. Tri Prakosa dari FTMD ITB. Diskusi berlangsung produktif, berfokus pada potensi kerja sama dalam kerangka kolaborasi pentahelix serta pencarian peran FTMD ITB yang dapat menguatkan sinergi ini, khususnya dalam hal pengembangan dan analisis teknologi industri. FTMD ITB dinilai memiliki rekam jejak kerja sama yang kuat dengan pemerintah dan industri, terutama dalam bidang manufaktur, yang salah satunya diwujudkan melalui kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dalam pusat pengembangan Machine Tools Industry. 

Diskusi juga mengeksplorasi berbagai tahap pengembangan produk yang dijelaskan oleh Dr. Agung Wibowo, mulai dari perencanaan hingga tahap manufaktur. Tahapan tersebut meliputi enam fase, yaitu perencanaan produk, pengembangan konsep, desain bentuk, desain detail, pengujian dan penyempurnaan, hingga proses manufaktur yang akhirnya menghasilkan produk siap guna. 

Dr. Agung juga menyoroti tren pendidikan di ITB yang mendorong mahasiswa berpikir secara komprehensif dari tahap desain hingga pembuatan prototipe, melalui program Capstone Design. Pendekatan ini bertujuan agar lulusan memiliki kemampuan menyeluruh dalam mengintegrasikan aspek desain dan manufaktur, sebuah keterampilan penting dalam dunia industri modern. 

Dalam diskusi ini, Ketua Tim Kerja IMC, Bapak Mangasi Parsaoran Siahaan, juga menegaskan bahwa kolaborasi ini memiliki cakupan luas, mencakup berbagai sektor seperti teknologi kesehatan, industri manufaktur, dan lainnya. IMC diharapkan tidak hanya menjadi pusat inovasi tetapi juga menjawab tantangan industri nasional, termasuk kebutuhan dalam pengujian, sertifikasi, dan pengembangan teknologi industri yang berkelanjutan. 

Diskusi ini juga menyoroti kebutuhan akan dukungan fasilitas IMC untuk menjembatani gap industri dan memastikan keberlanjutan kolaborasi ini. 

Sebagai tindak lanjut, kedua institusi ini berencana terus mendorong potensi kerja sama yang akan memperkuat sinergi antara IMC dan FTMD ITB, mendukung pengembangan teknologi dan inovasi produk yang bermanfaat bagi kemajuan industri nasional.