Alumni FTMD’95 Hibahkan Fasilitas Belajar untuk FTMD ITB pada Reuni 30 Tahun Replay95
Bandung — Semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap almamater kembali ditunjukkan oleh Ikatan Alumni Mesin ITB (IAM ITB). Dalam rangkaian Reuni ITB Angkatan 1995 bertema Replay95 – “30 Tahun Pertemanan”, Sabtu, 6 Desember 2025, Alumni Teknik Mesin ITB ’95 secara resmi menyerahkan hibah fasilitas pembelajaran kepada Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Hibah diterima langsung oleh Dekan FTMD ITB, Prof. Dr. Ir. Hermawan Judawisastra, yang mengapresiasi kontribusi alumni sebagai bentuk nyata dukungan berkelanjutan untuk peningkatan kualitas pendidikan di FTMD ITB.
Adapun fasilitas yang dihibahkan meliputi:
- 88 set kursi dan meja mahasiswa
- 1 meja dosen
- 2 kursi dosen
- 1 unit kabinet
Donasi ini diharapkan dapat memperkuat sarana belajar-mengajar dan menciptakan lingkungan akademik yang lebih nyaman serta produktif bagi mahasiswa FTMD. “Kontribusi seperti ini merupakan energi positif bagi kampus untuk terus berkembang,” ujar Prof. Hermawan.
Reuni Penuh Nostalgia dan Semangat Kolaborasi
Dilansir dari #Ditlumnier ITB, Perayaan 30 tahun alumni ITB 1995 berlangsung hangat, dihadiri sekitar 580 alumni beserta keluarga yang diselenggarakan pada Sabtu, 6 Desember 2025 di Gedung Sasana Budaya Ganehsa (Sabuga). Kehangatan nostalgia berpadu dengan kegembiraan reuni besar yang turut menghadirkan refleksi perjalanan tiga dekade para alumni.
Dalam sambutannya, Rektor ITB mengenang tahun 1995 sebagai periode penting dalam modernisasi Indonesia, ketika teknologi seluler, GPS, dan optimisme ekonomi mulai tumbuh pesat, masa yang membentuk pengalaman para mahasiswa ’95 di kampus.
Kini, setelah tiga dekade, alumni ’95 telah menempati berbagai posisi strategis di banyak sektor dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. Tema Replay95 bukan hanya ajakan untuk bernostalgia, tetapi juga untuk menyalakan kembali semangat muda, memperkuat jejaring, dan membuka peluang kolaborasi demi kemajuan ITB dan Indonesia.
Acara berlangsung sukses dan penuh keakraban, seolah memutar kembali cerita tahun 1995 dengan perspektif yang lebih dewasa dan pengalaman hidup yang jauh lebih kaya.