Mahasiswa FTMD Ukir Prestasi di Midea 2nd International HVAC Design Contest
Bandung – Midea 2nd International HVAC Design Contest merupakan ajang lomba yang diadakan oleh Midea Building Technologies di 6 negara yaitu Vietnam, Malaysia, Filipina, Indonesia, UAE, dan Georgia. Ajang lomba desain ini sudah berlangsung selama 20 tahun, terhitung sejak tahun 2002. Pada tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah diselenggarakannya Midea 2nd International HVAC Design Contest.
Terdapat dua jenis kategori perlombaan yaitu Student Category dan Professional Category. Tahap pertama dilakukan seleksi tingkat nasional. Dimana pemenang juara 1,2, dan 3 per kategori dari setiap negara dikirim untuk lanjut bersaing kembali di ajang internasional. Di Indonesia sendiri, student category diikuti oleh tujuh tim dari berbagai universitas.
Tim yang mengharumkan nama FTMD ini terdiri dari 5 orang yang berasal dari kampus yang berbeda. Empat dari mereka merupakan mahasiswa Teknik Mesin ITB, yaitu M. Kahfi Habibie, Muhammad Rayhan Nur Haq, Anthony Mika Tjahya Indra, dan Laila Nur Azizah. Serta satu orang lainya adalah Abdillah Nanda Ramadhani mahasiswa Jurusan Arsitektur, Universitas Amikom Yogyakarta.
Tahap pertama adalah pengumpulan berkas administrasi dan paper oleh para peserta. Mereka diberi tenggat waktu satu bulan untuk menyelesaikan studi kasus yang diberikan oleh pihak penyelenggara lomba.
Setelah mendapatkan studi kasus dari pihak penyelenggara lomba, tim ini segera membagi tugas. Rayhan dan Kahfi mempelajari aplikasi TRACE 700 dan ASHRAE Handbook yang akan digunakan dalam melakukan perhitungan beban pendinginan dengan metode CLTD (Cooling Load Temperature Difference) dan CLF (Cooling Load Factor). Laila dan Anthony mempelajari sistem pengkondisian udara yang sudah ada hingga saat ini, pertimbangan yang dilakukan dalam memilih sistem pengkondisian udara yang terbaik untuk kasus tertentu, dan mempelajari katalog dari Midea untuk melakukan pemilihan sistem apabila hasil beban pendinginan maksimum sudah didapatkan. Sedangkan Nanda membuat desain 3D dari bangunan yang sudah dispesifikasikan oleh pihak penyelenggara lomba karena hanya diberikan dalam bentuk gambar 2D (Construction Plan), desain tersebut juga akan digunakan untuk melakukan peletakan sistem pengkondisian udara apabila sudah ditentukan.
Proses persiapan paper tentunya melibatkan banyak pihak. Prof. Ir. Ari Darmawan Pasek, Ph.D. selaku dosen pembimbing banyak membantu mereka di bidang teoritis khususnya di bidang refrigerasi, mengingat topik penelitian beliau berada pada bidang refrigerasi dan tata udara karena diantara mereka berempat tidak ada yang pernah mengambil mengambil mata kuliah didalam ranah refrigerasi. Selain itu, Prof. Ari menganjurkan mereka untuk melakukan konsultasi dengan mahasiswa-mahasiswa yang mengambil tugas akhir mengenai perhitungan beban pendinginan dengan aplikasi TRACE 700 untuk membantu mereka dalam menggunakan aplikasi tersebut. Dalam hal ini mereka dibantu oleh Vito, mahasiswa Teknik Mesin ITB angkatan 2017, Bayu dan Imam, Teknik Mesin ITB angkatan 2018.
Tidak hanya dari segi teori, mereka juga mendapat bimbingan dari segi praktisi oleh Bapak Bintang Saputra SST. dari CV Bikarya Multi yang banyak memberikan arahan di bidang praktikal.
Ide yang mereka usulkan adalah rancangan sistem pengkondisian udara untuk bangunan hotel 10 lantai dengan spesifikasi tertentu. Mereka mengusung tema green and sustainable building yang mengutamakan aspek efisiensi energi dan energi terbarukan.
Setelah mengirimkan dokumen lomba, kedua berkas tersebut dinilai oleh para dewan juri nasional untuk diseleksi ke babak final yaitu presentasi. Dari seleksi kedua berkas tersebut, ternyata yang dinilai pantas untuk melanjutkan ke babak presentasi hanya 2 tim. Hal ini dikarenakan panitia menilai bahwa tim lainnya tidak memenuhi standar dari MBT (Midea Building Technologies).
Tim dari FTMD merupakan salah satu tim dari dua tim yang lolos untuk ke tahap selanjutnya. Pada 28 September 2022, mereka melakukan perjalanan ke Jakarta untuk melakukan presentasi kepada para dewan juri dari ASHRAE Indonesia secara luring.
Sehari sebelum pelaksanaan, mereka juga melakukan persiapan berupa latihan presentasi dengan Prof. Ari dan mendapatkan beberapa masukan untuk presentasi final nantinya.
Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Tim ini berhasil membawa pulang Juara II pada tingkat nasional. Kemudian diikutsertakan lagi pada tingkat internasional dan mendapatkan penghargaan Design Expert Award.