Bandung Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan dari National Formosa University (NFU), Taiwan (17/10/24). Kunjungan dua perguruan tinggi ini berfokus pada penjajakan kolaborasi di bidang penelitian kedirgantaraan, terutama terkait pesawat tanpa awak (UAV), pemeliharaan pesawat, dan program pertukaran mahasiswa. 

National Formosa University yang berdiri pada tahun 1980, merupakan salah satu univeritas negeri di Taiwan yang berlokasi di Yunin Country. Perguruan tinggi ini dikenal dengan kolaborasi erat dengan industri. Hal ini ditunjukan dengan slogan “Enrollment is Employment” mencerminkan kuatnya koneksi NFU antara pendidikan dan lapangan kerja, terutama dalam pendidikan industri 4.0. 

Dalam pertemuan ini, delegasi NFU yang dipimpin oleh Dr. Frank Lin membahas berbagai topik, termasuk kolaborasi penelitian dan program akademik yang potensial dengan FTMD ITB. 

Topik utama yang dibahas dalam kunjungan ini meliputi penelitian terkait Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan pemeliharaan pesawat. Dr. Frank Lin menjelaskan bagaimana mahasiswa NFU terlibat dalam penelitian UAV yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber daya utama UAV. Hal ini sangat relevan dengan upaya global menuju teknologi hijau dan energi berkelanjutan, dan NFU telah mengambil langkah signifikan dalam mengintegrasikan inovasi ini ke dalam penelitian akademisnya. 

Sementara itu, FTMD ITB memperkenalkan riset unggulannya yang juga berfokus pada UAV. Dr. Ing. Javensius Sembiring, S.T., M.T. memperkenalkan penelitian yang ia lakukan bersama timnya, yaitu pengembangan sistem kontrol lintasan UAV jenis tilt-rotor berbasis deep learning.

Selain itu, Dr. Yazdi Ibrahim Jenie, S.T., M.T. turut memaparkan proyek risetnya yang berfokus pada pengembangan micro-UAV untuk inspeksi pesawat udara komersial. Dengan ukuran yang lebih kecil dan kelincahan yang lebih tinggi, micro-UAV ini diharapkan mampu melakukan tugas-tugas inspeksi pesawat dengan lebih cepat dan efisien, memberikan solusi baru untuk pemeliharaan pesawat di masa depan. 

Kunjungan ini tidak hanya berfokus pada penelitian, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa dari kedua institusi. Diskusi juga membahas mengenai program “3+2” yang dimiliki oleh NFU, sehingga mahasiswa memungkinkan untuk menyelesaikan program sarjana-magister dalam lima tahun dan bergelar ganda.  

Selain itu, kedua institusi juga menjajaki kemungkinan kolaborasi dalam berbagai student mobility program yang meliputi kompetisi skala internasional atau penelitian bersama di bidang UAV dan pemeliharaan pesawat. Program ini diharapkan dapat mendorong kreativitas dan inovasi mahasiswa dari kedua belah pihak, sekaligus memperkuat hubungan akademik dan riset internasional. 

Kunjungan ini memperlihatkan adanya kesamaan visi antara FTMD ITB dan NFU dalam bidang penelitian dan pengembangan di bidang kedirgantaraan. Kedua institusi berharap kolaborasi ini dapat berlanjut ke proyek-proyek nyata yang tidak hanya bermanfaat bagi kedua kampus, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan teknologi kedirgantaraan di tingkat internasional. 

FTMD ITB, dengan kekuatannya dalam penelitian dan teknologi dirgantara, terus berupaya memperluas jaringannya dengan institusi global. Kunjungan ini menjadi langkah awal yang menjanjikan untuk menciptakan dampak yang lebih besar di dunia pendidikan dan industri kedirgantaraan.