Tim Exia Sukses Menggunakan Ethanol 100 % di Shell Eco-Marathon Asia
Seperti telah diberitakan sebelumnya perlombaan Shell Eco-Marathon memang penuh tantangan yang tidak mudah diatasi. Pada awal minggu yang lalu dilaporkan bahwa 30 tim mengundurkan diri dari total 112 tim. Kemudian setelah proses validasi dan uji coba sebanyak 5 kali, hanya 35 tim yang berhasil menyelesaikan lomba atau 30 % dari seluruh peserta. Dr Taufiq Mulyanto koordinator tim ITB memberikan info hari Jumat (9/7/2010) bahwa ketiga tim ITB lulus dalam validasi, namun kemudian hanya Exia dan Cikal yang bisa menyelesaikan lomba.
Rajawali gagal memperoleh hasil karena sesuatu hal yg belum sempat disampaikan. Kelihatannya banyak tim berusaha menekan pemakaian bahan bakar semaksimum mungkin yang membuat mesin menjadi tidak andal. Tim dengan terbuka telah menyampaikan permintaan maaf atas kegagalan ini.
Djoko Suharto ,salah satu pembimbing, dalam wawancara singkat menjelaskan bahwa untuk beliau yang penting para mahasiswa berani bertanggung jawab dan belajar atas kegagalan serta memegang etika. Dalam perlombaan selalu ada yang kalah dan menang.
Hasil selengkapnya dapat dilihat di situs Shell Eco- Marathon Asia. Exia yang rangking no. 24 ternyata merupakan satu satunya tim yang berani mencoba dan berhasil menggunakan bahan bakar ethanol 100%, bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Exia juga mendapat popular vote price karena usaha dalam kampanye memperkenalkan diri dengan baik. Djoko kemudian menjelaskan hal yang sampai saat ini belum disampaikan ke publik dan merupakan usaha unik tim ITB yaitu percobaan pemakaian ethanol 100%, menggunakan mesin buatan “industri dalam negeri”, serta pengembangan ECU (Electronic Control Unit) dengan programnya yang semuanya dilakukan dengan kerjasama para alumni melalui skema kerjasama riset terapan yang didukung sepenuhnya oleh Ikatan Alumni Mesin, Penerbangan dan ITB.
Hasilnya diharapkan bisa memberikan dampak yang lebih jauh untuk penghematan energi dan akan dilanjutkan setelah tim pendukung kembali dari Malaysia. Beliau mengatakan bahwa isu eco ini perlu mendapat perhatian sangat serius dan tujuan utama Shell adalah membuat blue-print konsumsi energi global masa depan.
Sabtu, 10 Juli kemarin dikampanyekan kembali penggunaan sepeda di kampus oleh Rektor dan juga pelayanan transportasi shuttle antara kampus ke kantor pusat ITB. Kebijakan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang merupakan masalah se hari hari juga harus mendapat perhatian. Karena ikut kegiatan lomba Shell Eco Marathon ini, beliau berkelakar bahwa pernah mencoba konsumsi mobilnya di sirkit ITB dan memperoleh hasil sekitar 20 km/liter dengan kecepatan rata rata 30 km/jam. Silahkan kalau mau ikut mencoba. [Benirio]
Sumber: Prof.Dr. Djoko Suharto