Tarif Pesawat Melonjak? Kemenhub Gandeng FTMD ITB Laksanakan FGD
Sebagai negara kepulauan yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, Indonesia sangat bergantung pada transportasi udara untuk mendukung mobilitas barang dan penumpang. Di tengah upaya pembangunan di seluruh wilayah nusantara, masyarakat menghadapi tantangan baru dengan meningkatnya tarif penerbangan yang memicu kekhawatiran. Untuk menanggapi isu ini, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dalam menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) terkait tarif transportasi udara pada Selasa, 27 Agustus 2024.
FGD ini dibuka oleh Satrio Wicaksono, S.T., M.Eng., Ph.D., Kepala Pusat Riset dan Inovasi Energi, Material, Manufaktur, dan Transportasi Berkelanjutan (RIEM2TB), yang hadir mewakili Dekan FTMD ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara. Dalam sambutannya, Satrio menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memberi manfaat kepada FTMD dan Kemenhub, tetapi juga memiliki dampak signifikan bagi seluruh Indonesia. Keterlibatan FTMD dalam diskusi ini menyoroti peran strategisnya sebagai mitra utama dalam pengembangan kebijakan transportasi nasional.
Dr. Umar Aris, S.H., M.M., M.H., Analis Kebijakan Ahli Utama di Kemenhub, turut memberikan apresiasi kepada FTMD ITB atas kontribusinya dalam melakukan penelitian mendalam terkait isu-isu tarif transportasi udara.
FGD yang dipimpin oleh Dr. Endang Puji Lestari, S.H., M.H., Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan di Pusat Kebijakan Lalu Lintas dan Transportasi Perkotaan, menampilkan hasil kajian konseptual yang disampaikan oleh Ony Arifianto, Ph.D., Ketua Tim Peneliti mengenai Kajian Tarif Transportasi Udara dari FTMD ITB. Bersama tim peneliti lain seperti Prof. Dr. Ir. Hari Muhammad, Dr. Ir. Hisar M. Pasaribu, IPU, Ir. Risnandi Saepurachman, M.M., Dr.-Ing. Ir. Javesius Sembiring, dan Dr. Eng. Maya Safira yang dibantu oleh beberapa asisten ahli lainya, beliau membahas faktor-faktor yang mempengaruhi harga tiket penerbangan, termasuk harga bahan bakar, sewa pesawat, dan nilai tukar rupiah.
Dalam kajian tersebut, FTMD ITB berhasil mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi sektor transportasi udara Indonesia, salah satunya terkait regulasi dan evaluasi kebijakan tarif penerbangan. Mereka juga melakukan benchmarking dengan negara-negara seperti Eropa, Amerika, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, guna mengembangkan solusi berbasis data untuk mendukung kebijakan tarif yang lebih adil dan berkelanjutan.
Bapak Anung Bayumurti, S.E., M.T., Analis Tarif Jasa Angkutan Udara, turut menyoroti pentingnya formulasi tarif yang tepat serta dampaknya terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan penerbangan. Ia menjelaskan bahwa faktor-faktor seperti avtur, biaya operasional, dan nilai tukar memainkan peran besar dalam menentukan harga tiket. Diskusi ini juga menyentuh kebutuhan reformasi pajak dan kebijakan penetapan harga yang berkelanjutan, di mana FTMD ITB berperan penting sebagai mitra analisis yang terpercaya.
Diskusi semakin intensif dengan kehadiran berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Angkasa Pura dan pihak lainya yang hadir secara langsung maupun daring, turut serta dalam memberikan masukan dan pandangan terkait pengelolaan tarif transportasi udara.
Kolaborasi antara Kemenhub dan FTMD ITB ini membuktikan posisi FTMD sebagai pusat keunggulan riset, dengan pengaruh yang signifikan dalam memajukan sektor transportasi di Indonesia. Dengan latar belakang akademis dan keahlian yang mendalam, FTMD terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional dan menciptakan solusi inovatif untuk tantangan transportasi udara di masa depan.