SMA IT Nurul Fikri Rasakan Kuliah Teknik Dirgantara Lewat Program Sit-In-Class FTMD ITB
Bandung, 29 April 2025 – SMA IT Nurul Fikri Boarding School Bogor berkesempatan untuk mengikuti program sit-in-class di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Institut Teknologi Bandung (ITB). Program ini menjadi pengalaman berharga bagi para siswa untuk merasakan langsung suasana perkuliahan di salah satu fakultas teknik terbaik di Indonesia.
Program ini merupakan pilot project yang di setujui oleh Plt. Wakil Dekan Akademik FTMD ITB, Dr. Eng. Pandji Prawisudha. Beliau secara langsung memberikan kesempatan kepada dua siswa terpilih dari SMA IT Nurul Fikri untuk mengikuti kelas perkuliahan sebagai bentuk pengenalan terhadap dunia akademik tingkat perguruan tinggi.
Kesempatan ini bermula dari kunjungan resmi SMA IT Nurul Fikri ke kampus ITB, di mana mereka mengunjungi beberapa fakultas dan sekolah. Dalam kunjungan tersebut, pihak sekolah menyampaikan ide program sit-in-class kepada FTMD, yang kemudian disambut positif dan segera direalisasikan.
Dari sepuluh siswa yang diajukan oleh pihak sekolah, dua siswa terpilih setelah melalui proses seleksi yang ketat berdasarkan nilai rapor serta motivational letter yang ditulis oleh masing-masing peserta. Seleksi dilakukan langsung oleh Dr. Eng. Pandji Prawisudha untuk memastikan peserta yang terlibat memiliki motivasi dan kesiapan akademik yang kuat.
Dua siswa terpilih tersebut adalah Fadli Nur Hidayat dan Danish Orly. Keduanya berkesempatan mengikuti perkuliahan pada mata kuliah Flight Dynamics, yang diampu oleh Prof. Dr. Hari Muhammad dan Dr. Yazdi Ibrahim Jennie.
Mereka mengungkapkan bahwa partisipasi ini menjawab rasa penasaran mereka terhadap dunia teknik dirgantara, sekaligus memperluas wawasan mengenai kehidupan perkuliahan yang sesungguhnya. “Ekspektasi kami adalah mendapatkan gambaran langsung tentang bagaimana rasanya duduk di bangku kuliah, khususnya di jurusan Teknik Dirgantara. Dan ternyata pengalaman ini benar-benar seru dan melebihi harapan kami,” ujar salah satu peserta.
Selama mengikuti kelas, mereka terkesan dengan metode pengajaran dosen yang interaktif. Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika dosen menggunakan miniatur pesawat sebagai alat bantu visual dalam menjelaskan materi, yang sangat membantu pemahaman mereka. Selain itu, atmosfer kelas terasa hidup karena mahasiswa ITB juga aktif dan responsif dalam diskusi.
Program sit-in-class ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi siswa SMA, tetapi juga menjadi jembatan awal untuk mengenal dunia akademik di tingkat perguruan tinggi. Diharapkan program serupa dapat terus dikembangkan dan diikuti oleh lebih banyak sekolah di masa mendatang.