Prof Toto Paparkan Pengembangan Teknologi Konversi Gambut Jadi Bahan Bakar Setara Batubara
Bandung – Prof. Dr. Ir. Toto Hardianto, Guru Besar dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB), menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Pengembangan Bahan Bakar Padat Alternatif untuk Pemenuhan Energi Berkelanjutan di Indonesia” di Aula Barat ITB pada Sabtu (19/07/2025).
Dalam orasinya, Prof. Toto menggarisbawahi akar permasalahan energi global saat ini, yaitu dominasi bahan bakar fosil sebagai sumber energi primer dunia. Bahan bakar fosil yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H) sebenarnya dihasilkan secara alami oleh alam, namun membutuhkan waktu sangat panjang. Akibat dari eksploitasi berlebihan adalah menipisnya cadangan energi fosil dan meningkatnya emisi karbon dioksida (CO₂) ke atmosfer yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Merujuk pada Outlook Energi Indonesia, Prof. Toto menjelaskan bahwa porsi energi primer Indonesia masih didominasi oleh energi fosil, terutama batubara yang menyumbang lebih dari 40%. Namun, Indonesia menargetkan kontribusi energi nonfosil terutama dari energi baru dan terbarukan seperti bioenergi dan biofuel dapat mencapai lebih dari 60% untuk mendukung transisi energi berkelanjutan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Prof. Toto menyampaikan bahwa ia dan timnya telah menyusun Peta Jalan Pengembangan Bahan Bakar Alternatif dalam Rangka Pemenuhan Energi yang Berkelanjutan. Peta jalan ini tidak hanya difokuskan pada pengembangan bahan bakar padat, namun juga mencakup bahan bakar cair dan gas.
Langkah awal dari peta jalan ini adalah analisis kebutuhan energi nasional (national energy demand), dilanjutkan dengan identifikasi bahan baku potensial, pemilihan proses konversi bahan baku (material conversion), hingga menghasilkan bahan bakar berkualitas tinggi (upgraded material) yang sesuai dengan kebutuhan energi Indonesia.
Lebih lanjut, Prof. Toto membahas beberapa aspek pengembangan teknologi yang telah dilakukan, meliputi:
-
Pengembangan model sistem pengelolaan energi nasional,
-
Teknologi peningkatan kualitas batubara,
-
Teknologi konversi gambut menjadi bahan bakar padat setara batubara,
-
Teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar padat melalui proses hidrotermal dan torefaksi.
Secara khusus, beliau menyoroti potensi gambut Indonesia yang mencapai 200 miliar ton terbesar ketiga di dunia setelah Kanada dan Rusia. Gambut merupakan bahan organik yang merupakan cikal bakal batubara melalui proses alami peatification dan coalification. Prof. Toto menjelaskan bahwa mereka berhasil mempercepat proses pembatubaraan gambut yang secara alami membutuhkan waktu ratusan tahun menjadi hanya 30 menit.
“Kami yang terdiri dari saya, Ir. Haryadi M.T., dan Prof. Dr. Ir. Aryadi, berhasil mematenkan proses pembuatan bahan bakar padat dari gambut melalui proses torefaksi,” ungkapnya.
Tidak hanya fokus pada gambut, penelitian Prof. Toto juga mencakup pengembangan teknologi konversi biomassa. Indonesia memiliki potensi energi terbarukan dari biomassa sebesar 52,0 GW, menjadikannya sektor bioenergi paling dominan. Penelitiannya difokuskan pada pemanfaatan fraksi organik dari sampah kota dan limbah biomassa. Bersama Prof. Dr. Ir. Aryadi, Prof. Dr. Ir. Ari Darmawan, dan Dr. Amrul, mereka berhasil mematenkan metode pembuatan bahan bakar padat bernilai kalor tinggi dari sampah kota melalui proses torefaksi simultan, serta produk bahan bakar yang dihasilkan dari proses tersebut.
Inovasi yang disampaikan Prof. Toto diharapkan menjadi kontribusi penting dalam mendukung kemandirian energi nasional dan mendorong transisi menuju sistem energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.