Bandung – Forum Guru Besar (FGB) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Peran ITB dalam Industri Baterai untuk Kendaraan Listrik (Electric Vehicles/ EVs)” yang diadakan secara bauran dan dihadiri oleh civitas akademik ITB. Acara ini menghadirkan beberapa pembicara, yaitu Adhietya Saputra dari Indonesia Battery Corporation, Dr. Bentang Arief Budiman dari FTMD ITB, dan Achmad Rochliadi dari FMIPA ITB. 

Salah satu staf akademik FTMD ITB, Dr. Eng Bentang Arief Budiman, yang banyak melakukan penelitian di bidang baterai dan kendaraan listrik, memberikan pemaparan dengan tajuk “Penguasaan Teknologi Baterai untuk Menyambut Revolusi Kendaraan Listrik.” Beliau membahas urgensi pengelolaan industri otomotif secara holistik di Indonesia. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar otomotif terbesar di dunia. “Pada saat pandemi Covid-19 sekalipun, jumlah kendaraan di Indonesia terus bertambah,” jelas Dr. Bentang, menekankan potensi pertumbuhan dan pengembangan industri ini, mengingat kesesuaian antara permintaan ini dan populasi besar Indonesia. 

 Namun, saat ini Indonesia masih berfokus pada manufaktur dan perakitan. Riset dan pengembangan, khususnya di bidang desain dan prototipe, masih banyak dilakukan di luar negeri. Kondisi dimana Indonesia memiliki target pasar yang luas, seharusnya seluruh fase produksi berada di dalam negeri. 

Di sisi lain, Indonesia memiliki kesempatan baru dengan memanfaatkan revolusi kendaraan listrik yang dapat memberikan momentum bagi industri nasional untuk bergerak maju dan mengambil peran domestik yang sebelumnya dikuasai industri otomotif luar negeri.  

“Revolusi ini didorong oleh semakin ketatnya regulasi emisi, meningkatnya teknologi baterai, dan menurunnya biaya produksi dan perawatan pada kendaraan listrik,” ujarnya. 

Hal ini tentunya juga oleh kebutuhan baterai yang sangat tinggi di seluruh dunia. Pada tahun 2035, permintaan baterai dunia diproyeksikan mencapai 5.300 GWh, didominasi oleh permintaan dari kendaraan listrik roda empat, diikuti oleh kendaraan listrik roda dua, bus, sistem penyimpanan energi baterai, dan barang listrik, dengan permintaan terbesar berasal dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Asia. Indonesia, dengan cadangan nikel terbesar di dunia sebagai komponen utama baterai lithium, memiliki peluang besar untuk menjadi produsen bahan baku baterai dan baterai global. 

Dr. Bentang membahas sejumlah riset yang dilakukan di ITB terkait baterai kendaraan listrik. Riset ini mencakup pengembangan baterai dengan proteksi tinggi, yang berfokus pada pengurangan risiko thermal runaway dan kerusakan akibat benturan. Tim yang dipimpin oleh Dr. Bentang mengembangkan metode homogenisasi untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan baterai, serta menguji ketahanan baterai silinder terhadap beban benturan. Selain itu, pengembangan sistem pendingin baterai juga menjadi perhatian utama, dengan desain sistem pendingin air dan cairan untuk menjaga temperatur baterai agar tetap optimal dan meminimalkan degradasi kinerja.  

Teknologi integrasi kendaraan listrik juga menjadi fokus penelitian ITB, dengan pengembangan berbagai komponen seperti motor listrik, inverter, dan sistem kontrol, yang ditargetkan mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 90%. Dalam hal keamanan, ITB melakukan riset dan simulasi desain ketahanan benturan (crashworthiness design) untuk memastikan keamanan baterai kendaraan listrik saat terjadi kecelakaan, dengan fokus pada perlindungan baterai dari benturan dan pencegahan terjadinya short circuit.  

Selain itu, ITB juga tengah melakukan riset terhadap baterai masa depan, khususnya Solid State Battery (SSB), yang dikenal lebih aman dan memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini, tim ITB mengeksplorasi teknologi Functional Gradient Materials (FGM) untuk meningkatkan ketahanan mekanis SSB dan meminimalkan risiko retak. Beliau juga memaparkan mengenai potensi solid-state battery yang akan mendominasi pasar, sehingga membutuhkan penguasaan lebih di masa depan. 

Dengan berbagai penelitian dan pengembangan yang dilakukan, hal ini menunjukkan komitmen FTMD ITB dalam mengembangkan teknologi baterai kendaraan listrik yang lebih aman, efisien, dan berdaya saing tinggi. Serta FTMD ITB menunjukkan peran pentingnya dalam industri baterai untuk kendaraan listrik, membantu Indonesia memanfaatkan potensi besar dalam menghadapi revolusi kendaraan listrik global.