Green Polymer Lab adalah laboratorium di Teknik Material ITB yang dipimpin oleh Dr.rer.nat. Mardiyati. Laboratorium ini fokus pada penelitian dan pengembangan produk berbasis sumber daya alam Indonesia. Terbentuk dari semangat Dr. Mardiyati yang melihat potensi besar Indonesia dalam mengembangkan material hayati, Green Polymer Lab berupaya memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk menciptakan material-material maju.

Dr. Mardiyati menyadari bahwa Indonesia kaya akan bahan alam yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Indonesia memiliki karet alam yang tidak dimiliki oleh negara lain, serta polimer hayati yang unik dan terkadang hanya tumbuh di Indonesia. Potensi ini adalah kekayaan yang perlu dimanfaatkan untuk menciptakan material inovatif dan berkelanjutan.

Pada Open House Kampus ITB Jakarta (29-30/05/24), Green Polymer Lab memamerkan sejumlah inovasi dari tim mereka. Berikut adalah beberapa inovasi tersebut:

1. Briket Biomassa dari Eceng Gondok dan Kulit Kokoa

Briket biasanya digunakan sebagai bahan bakar padat untuk memulai dan mempertahankan nyala api, dengan briket batu bara sebagai yang paling umum digunakan. Namun, penggunaan briket batu bara memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, Green Polymer Lab mengembangkan briket biomassa yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dari eceng gondok dan kulit kokoa.

Eceng gondok adalah tanaman gulma yang sering mengganggu ekosistem perairan, namun memiliki keunggulan karena kadar sulfur yang rendah. Kulit kokoa, yang biasanya menjadi limbah makanan, juga dimanfaatkan dalam inovasi ini. Dengan komposisi 25% eceng gondok dan 75% kulit kokoa, Green Polymer Lab berhasil menciptakan briket biomassa yang memiliki performa setara dengan briket batu bara.

2. Filamen 3D Printing dari Rotan Manau

Tren 3D printing yang terus berkembang di berbagai sektor industri menginspirasi Green Polymer Lab untuk mengembangkan filamen 3D berbasis rotan manau. Rotan manau dipilih bukan hanya karena nilai estetikanya, tetapi juga karena ramah lingkungan dan merupakan solusi bagi pengolahan rotan yang relatif sulit. Inovasi ini membuka peluang baru dalam pemanfaatan rotan dan memberikan alternatif yang lebih berkelanjutan dalam industri 3D printing.

 3. Coating Antikorosi Berbasis Lignin dari Limbah Industri Kertas

Industri kertas sering menghadapi masalah dalam mengolah limbah produksi dari proses delignifikasi, menghasilkan lignin atau black liquid yang bersifat korosif. Green Polymer Lab mengembangkan coating antikorosi berbasis lignin sebagai solusi atas masalah ini. Inovasi ini tidak hanya mengatasi masalah limbah industri kertas tetapi juga menyediakan alternatif coating yang ramah lingkungan.

4. Pemanfaatan Masker untuk Kain Pembuat Sepatu

Dalam upaya mengurangi limbah, Green Polymer Lab juga mengembangkan metode pemanfaatan masker yang tidak lolos uji quality assurance menjadi kain yang bisa digunakan untuk membuat sepatu. Inovasi ini adalah langkah nyata dalam mengurangi limbah masker sekaligus menciptakan produk yang bernilai.

Inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh Green Polymer Lab menunjukkan potensi besar Indonesia dalam mengolah sumber daya alam menjadi produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan bimbingan Dr.rer.nat. Mardiyati, laboratorium ini terus berupaya mengembangkan penelitian dan inovasi yang dapat memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat.