BANDUNG, itb.ac.id — Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung melaksanakan acara open house tentang International Undergraduate Program (IUP) secara daring, Sabtu (23/4/2022). Acara tersebut dihadiri oleh beberapa dosen dan terbuka untuk umum melalui Zoom Meeting.

Acara dibuka oleh Indria Herman, S.T, M.T, Ph.D., selaku moderator. Dalam kesempatan tersebut, Indria menjelaskan bahwa international mobility program ITB dimulai sejak akhir tahun 1950-an ketika guru-guru dari Belanda sudah kembali ke negara asalnya.

Merespons keadaan ini, pemerintah melalui Dikti Kemdikbud mendatangkan guru-guru besar dari Amerika, Belanda, dan Jerman untuk mengisi kekurangan tenaga pendidik. Mulai tahun 1990-an dikembangkan program kerja sama antar universitas yang salah satu pusatnya ada di ITB. Program ini akhirnya mendorong dibukanya International Master Program (IMP) untuk Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Dirgantara pada tahun 2009. International Undergraduate Program di FTMD sendiri baru dibuka pada tahun 2016.

“Untuk Teknik Mesin dan Teknik Dirgantara kita sudah punya international class sejak tahun 2016. Sedangkan untuk Teknik Material baru dibuka untuk tahun ajaran saat ini dengan nama international track,”  jelasnya.

Setelah sesi pembukaan dari Indria, acara dilanjutkan dengan pemaparan dari tiap perwakilan program studi. Dalam hal ini, pemaparan tentang Teknik Material disampaikan oleh Deri Andika Bangun, S.T, M.T., dilanjutkan oleh Dr. Ing. Javensius Sembiring, S.T, M.T., yang menjelaskan seluk beluk Teknik Dirgantara. Pemaparan program studi ditutup dengan presentasi tentang Teknik Mesin yang disampaikan oleh Satrio Wicaksono, S.T, M.Eng., Ph.D.

Selain membicarakan tentang program studi dan kurikulum, dalam acara tersebut juga disinggung perihal penerimaan mahasiswa baru IUP yang dipaparkan langsung oleh Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa, Irvan Christiawan, S.T. Irvan mengatakan bahwa semua siswa yang telah lulus jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau pendidikan lainnya yang sederajat dapat mendaftar IUP.

“Untuk mengikuti program IUP, kami hanya mensyaratkan kelulusan SMA/sederajat. Baik itu dari sekolah formal, homeschooling, maupun paket C, asalkan ada nilai raport dan surat bukti kelulusan.”

Lebih lanjut, Irvan juga menjelaskan tentang biaya yang harus ditanggung mahasiswa apabila mengambil program tersebut. Biaya yang dimaksud terdiri dari biaya pendidikan, biaya pengembangan institusi, dan biaya internasionalisasi untuk pertukaran pelajar maupun pengambilan gelar ganda di universitas luar negeri. Pendaftaran IUP telah memasuki gelombang ke-2 pada bulan April ini. Sedangkan gelombang terakhir akan dibuka pada bulan Juni hingga Juli mendatang.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)