Cerita Dibalik Kesuksesan Mahasiswa ITB dalam Program I-CAPS dan D-CAMP 2023
Bandung – Sempat vakum berpartisipasi tahun lalu karena pandemi, mahasiswa ITB sukses raih enam penghargaan di Korea Selatan pada tanggal 24 Agustus pada program I-CAPS dan D-CAMP 2023. Para mahasiswa merupakan delegasi dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Fakultas Seni Rupa dan Design (FSRD), dan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI).
Penghargaan luar biasa ini dapat dicapai karena banyak pihak yang memberikan dedikasi dan berkontribusi penuh di dalam program I-CAPS 2023. 20 Peserta dari ITB ditantang untuk memberikan ide dalam merancang dan menciptakan prototipe. Mereka juga harus berkolaborasi dengan mahasiswa mancanegara dalam penyusunan prototipe yang mereka ciptakan.
Pada akhir Februari, peserta I-CAPS 2023 dibentuk sebuah tim yang berisi 2-3 mahasiswa Asia Tenggara dan 2 mahasiswa Korea Selatan. Pembentukan tim ini sebagai bentuk pembukaan dari I-CAPS dan D-CAMP 2023. Lima bulan lamanya mereka merancang sebuah prototipe dengan tema “Future Mobility”. Pada tanggal 20 s/d 26 Agustus, peserta pergi menuju Korea Selatan untuk mengikuti acara puncak pada program I-CAPS dan D-Camp.
Pada kegiatan tersebut para mahasiswa ITB dipertemukan langsung dengan mahasiswa Asia Tenggara dan Korea Selatan sebagai tim. Mereka melanjutkan rancangan projek prototipe yang sudah digagas dari lima bulan lalu untuk dipresentasikan pada tanggal 24 Agustus 2023. Kerja keras peserta dan mahasiswa ITB berbuah manis dengan memperoleh enam penghargaan.
Atas bentuk dedikasi dan kontribusi dari mahasiswa ITB, mereka memperoleh satu Gold Prize, dua Silver Prize, dua Bronze Prize, dan satu Participation Prize. Mereka berkontribusi dalam tim sehingga produknya terpilih untuk mendapatkan penghargaan, mereka merupakan mahasiswa dari FTMD ITB. Dibalik penghargaan yang diraih terdapat latar belakang dan cerita yang menarik dari setiap produk.
Bagaimana cerita dibalik ide produk para mahasiswa ITB ?
Bronze Prize diraih oleh Yusuf Ahmadi dari tim 3 yaitu produk Urban Air Purifier Using Living Moss and Microbial Bioreactor yang menggunakan lumut hidup dan bioreaktor mikroba untuk membersihkan polusi udara yang sebagian besar dihasilkan oleh kendaraan. Menurut Yusuf Ahmadi, produk ini dirancang berdasarkan pada meningkatnya polusi udara di area perkotaan, dengan memfokuskan pada keberadaan pedestrian yang seringkali terabaikan dalam mengurangi polusi udara.
Sementara itu, dua produk berbeda berhasil meraih Silver Prize. Pertama dari tim 13 dari Bagas Nathanael yaitu Treadmill Bike with Power Assist Designed to Promote Healthy Aging in the Elderly by Making Exercise Enjoyable and Fun yang dirancang khusus untuk mendukung penuaan sehat bagi lansia, memadukan konsep bersepeda dan treadmill untuk menciptakan alat transportasi yang sehat dan menyenangkan. Menurut Bagas, konsep ini terinspirasi oleh data demografis dari Korea yang menunjukkan peningkatan jumlah populasi lansia.
Produk kedua yang meraih Silver Prize dari tim 4 oleh Faris Fadhillah yaitu Modular Electric Scooter for Wheelchair yang dapat digabungkan dengan kursi roda, memungkinkan anak-anak dengan disabilitas untuk bergerak dengan lebih mudah dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa hambatan.
Selain itu, terdapat juga produk dengan penghargaan Participation Prize, dari tim 19 oleh Hanarum Imansyah yaitu Auxiliary Awareness System bertujuan mengurangi kecelakaan yang terjadi akibat titik buta pada truk. Sistem ini menggunakan sensor yang dipasang di langit-langit kendaraan untuk memberi tahu pengemudi jika ada kendaraan lain di titik buta mereka, berupaya mengurangi angka kecelakaan yang tinggi akibat kendaraan besar ini di Indonesia.
Diatas merupakan pengalaman dan cerita dibalik perjalanan mereka ke Korea Selatan dalam program I-CAPS dan D-CAMP. Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi Yusuf Ahmadi dan kawan kawannya. Mereka mendapatkan sudut pandang baru untuk memecahkan suatu masalah. Lebih dari itu, kesempatan ini membawa mereka untuk membangun jejaring yang lebih luas, membuka pengetahuan mereka pada dunia mancanegara, serta mengasah keterampilan dan potensi yang mereka miliki. Semoga cerita inspiratif mereka memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan menggapai mimpi.