Bandung – Dalam sebuah inisiatif yang penuh makna, Keluarga Alm. Muhammad Rasyid Ghifary, seorang mahasiswa Teknik Mesin ITB angkatan 2021 yang meninggal dalam kecelakaan saat kegiatan ekstrakurikuler, bekerja sama dengan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dan Ikatan Mahasiswa Arsitektur ITB (IMA-G), menyelenggarakan sayembara desain untuk renovasi Mushola Mahasiswa FTMD. Program ini diadakan sebagai wujud amal jariyah dari keluarga almarhum, sebuah bentuk dedikasi untuk mengenang kepergian sang anak dengan memberikan manfaat bagi mahasiswa lain.

Keinginan keluarga Alm. Muhammad Rasyid Ghifary untuk merenovasi mushola yang terletak dekat Student Corner di FTMD datang dari rasa cinta mereka kepada almarhum. Mushola ini diharapkan dapat menjadi tempat yang lebih nyaman dan representatif untuk mahasiswa melakukan ibadah. Melalui kolaborasi dengan FTMD dan IMA-G, desain renovasi mushola tersebut kemudian dijadikan sayembara yang terbuka untuk seluruh mahasiswa ITB.

Sayembara yang dibuka sejak 12 Juli 2024 ini mengundang partisipasi seluruh mahasiswa ITB dengan syarat minimal satu anggota dalam kelompok harus berasal dari program studi Arsitektur atau Desain Interior. Setiap tim boleh terdiri dari maksimal tiga orang, dengan total 24 tim yang terdaftar dan 16 karya desain yang terkumpul hingga batas akhir pada 16 Agustus 2024.

Proses penjurian untuk menentukan juara 1 dan 2 dilakukan pada periode 17-21 Agustus 2024 oleh tim juri yang terdiri dari para ahli di bidang arsitektur. Di waktu yang bersamaan, voting untuk juara favorit dibuka melalui akun Instagram @arsitenar milik IMA-G, memberikan kesempatan bagi publik untuk turut memilih desain terbaik.

Pada 22 Agustus 2024, hasil sayembara diumumkan secara resmi melalui Instagram. Juara pertama jatuh kepada desain nomor 17 dengan judul Surau Al Hindsyy, sementara juara kedua diraih oleh desain nomor 16 yang berjudul Barat. Untuk kategori juara favorit, desain nomor 15 dengan nama Yanaghra berhasil memenangi hati publik. 

Surau Al Hindsyy
Barat
Yanaghra

Karya Yanaghra memiliki makna Cahaya Peradaban, Jejak Iman, dan Kemajuan. Desain Yanaghra mencerminkan tempat ibadah sebagai simbol peradaban. Desain ini berfokus pada inklusivitas dan kenyamanan. Fasilitas wudhu dirancang untuk memastikan privasi dan kenyamanan bagi seluruh jamaah, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, aksesibilitas yang mudah dan ramah bagi semua pengguna menjadi elemen penting yang mengangkat nilai kebersamaan dan kesetaraan dalam beribadah.

Keberlanjutan dari proyek ini adalah tahap revisi desain. Dalam proses ini, setiap tim pemenang akan menerima masukan dari para juri mengenai beberapa aspek desain, seperti penambahan tirai untuk area wudhu wanita, modifikasi ruang penyimpanan sepatu, serta penyederhanaan fasad. Diskusi intensif juga akan dilaksanakan bersama pihak FTMD untuk memastikan revisi berjalan sesuai dengan kebutuhan dan harapan. 

Juri yang terlibat dalam penjurian terdiri dari T.M. Aziz Soelaiman, S.T., M.A. dari KK Perancangan Arsitektur, serta Suhendri, S.T., M.Sc., Ph.D. dari KK Teknologi Bangunan. Keduanya merupakan dosen senior dari Departemen Arsitektur ITB yang memiliki pengalaman luas dalam bidang desain dan teknologi bangunan. 

Renovasi yang diharapkan akan menjadi amal jariyah ini tidak hanya menjadi perwujudan fisik dari sebuah tempat ibadah, tetapi juga simbol dedikasi dan cinta dari keluarga almarhum kepada komunitas mahasiswa FTMD. 

Proyek ini, lebih dari sekadar renovasi fisik, adalah contoh nyata bagaimana sebuah kehilangan bisa menjadi inspirasi untuk membangun sesuatu yang lebih besar dan bermanfaat bagi orang banyak. Renovasi mushola ini diharapkan tidak hanya menjadi tempat yang lebih baik bagi mahasiswa untuk beribadah, tetapi juga menjadi simbol persatuan, kolaborasi, dan solidaritas antar mahasiswa di ITB.