Bandung – Himpunan Mahasiswa Mesin ITB (HMM ITB) dan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan ITB (HMTM ITB) telah sukses melaksanakan program kerja kolaboratif yang bertajuk “Hayu Menginap dan Mengabdi [HMM] X Socio Trip]”. Program ini merupakan bagian dari implementasi tri darma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. 

Tujuan dari program ini adalah melatih anggota HMM ITB untuk mendekatkan diri dengan desa mitra, dan kali ini, Dusun Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung menjadi fokus pengabdian. Dusun Kamojang telah menjadi desa mitra yang dibina oleh HMTM “Patra” ITB sejak kepengurusan mahasiswa Teknik Perminyakan angkatan 2018. 

Pilihan Dusun Kamojang sebagai lokasi pengabdian bukan tanpa alasan. Lokasinya yang berdekatan dengan PT Indonesia Power, tempat yang menjadi proyeksi karir masa depan mahasiswa Teknik Perminyakan, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk lebih memahami dampak yang akan dirasakan dari salah satu perusahaan tempat mereka bekerja nantinya. 

Melihat peluang pekerjaan Teknik Mesin yang dapat membangun karir di PT Indonesia Power, HMM ITB menginisiasi tujuan serupa kepada para anggotanya. Kemudian, inisiasi niat ini terlaksana dalam program “Hayu Menginap dan Mengabdi [HMM] X Socio Trip]”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-22 Desember 2023, di Dusun Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. 

Selama kunjungan mereka, para mahasiswa terlibat dalam beragam kegiatan sosial yang bertujuan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Mereka mengunjungi MA Wihdatul Fikri dengan tujuan menginspirasi semangat belajar bagi para siswa-siswi. Selain itu, mereka juga menjalani kunjungan eduwisata ke tempat-tempat seperti budidaya dan pengolahan kopi, budidaya jamur, rumah pembuatan kerajinan, serta bertemu dengan kelompok wanita tani. Sebagai upaya nyata untuk berkontribusi, mereka aktif menanam 300 bibit pohon bersama Kelompok Tani Gunung Kamojang. 

Yang membuat kegiatan ini unik adalah bahwa para mahasiswa terbagi menjadi beberapa kelompok dan tinggal bersama masyarakat setempat, serta turut serta dalam kegiatan sehari-hari mereka. Skema ini dirancang untuk memungkinkan mahasiswa untuk lebih mendekat dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, sekaligus mencapai tujuan utama dari pengabdian ini, yaitu memahami secara langsung bagaimana rasanya hidup berdampingan dengan industri.  

“Melalui pengabdian ini, kami belajar banyak bersyukur setelah dapat merasakan bagaimana hidup berdampingan dengan industri,” ungkap Muhammad Falih, Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat HMM ITB. Para mahasiswa juga memberikan apresiasi terhadap kemampuan penduduk setempat yang berhasil mengembangkan pengolahan 5 hektar kebun kopi yang diberikan oleh PT Indonesia Power sebagai Corporate Social Responsibility (CSR).    

Walaupun program kerja ini telah selesai, semangat untuk terus memberikan dampak positif pada sekitar tidak akan surut. Kedepannya, para mahasiswa berencana untuk melanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menerapkan keilmuan rekayasa teknik, seperti memanfaatkan alat incenerator sampah yang dapat mengelola limbah sambah menjadi paving block. Inisiatif ini merupakan langkah konkret untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat setempat serta memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.