Langkah Bali Hindari Kemacetan, Gencar Jalankan Program Pembangunan SUMP
Bandung- Sarana prasarana merupakan hal yang penting sebagai jembatan akselerasi dalam segala bentuk aktivitas di dalam negara. Salah satu contoh dari sarana prasarana tersebut adalah transportasi publik yang kian hari kian berkurang pemakainya. Pemakaian Transportasi publik berbanding terbalik dengan lajunya ekonomi di Indonesia; sebab masyarakat lebih memilih untuk memakai kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum. Permintaan konsumen pada kendaraan roda dua dan roda empat kian meningkat, sedangkan luas dari ruas jalan sulit untuk diperluas. Namun hakikatnya, kendaraan umum berfungsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kemacetan, dan bahkan polusi udara. Dalam upaya optimalisasi sarana prasarana dalam sektor mobilisasi transportasi, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Kuliah Umum untuk sosialisasi program pembangunan KRL dan LRT
Pada Kamis tanggal 2 November 2023, FTMD ITB kedatangan tamu dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk memberikan kuliah umum. Materi dalam kuliah umum tersebut dibawakan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali yaitu I Gde Wayan Samsi Gunarta, M.APPL.SC. Dalam kesempatannya, beliau menyampaikan tentang program pembangunan KRL di Provinsi Bali. Peserta yang menghadiri kuliah tersebut merupakan dari program magister FTMD. Kuliah Umum ini juga diselenggarakan sebagai bentuk ajakan kepada mahasiswa dan sumber daya manusia yang unggul untuk ikut mendukung pembangunan transportasi publik baik di Provinsi Bali maupun di Indonesia.
Dalam pemaparan materi yang disampaikan I Gde Wayan, beliau menyebutkan bahwa hanya Jakarta yang menjadi satu satunya kota dengan penggunaan transportasi publik yang paling optimal di Indonesia. Daerah lain belum mengimplementasikan hal tersebut karena tingkat kemacetan masih bisa diatasi dan urgensi serta kepekaan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum masih rendah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jumlah pertumbuhan kendaraan akan terus meningkat dan menyebabkan terhambatnya mobilisasi di Indonesia, salah satunya di Pulau Bali.
Pulau Bali sebagai pusat destinasi wisata turis mancanegara di Indonesia, gencar jalankan program pembangunan Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (SARBAGITA). Hal tersebut dilakukan sebagai langkah preventif dari kemacetan yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan kunjungan turis mancanegara. Dalam presentasinya I Gde Wayan menyampaikan bahwa kebutuhan kendaraan roda dua dan roda empat meningkat, bahkan per keluarga bisa memiliki kendaraan roda dua sampai lima buah. Hal tersebut belum ditambah dengan ramainya penggunaan sepeda listrik untuk keperluan sehari hari di Sarbagita.
Berdasarkan data yang diambil dari 2000 sampai 2020, pemekaran Kota Sarbagita meningkat sebanyak tiga sampai empat kali lipat. Penduduk dan lapangan pekerjaan menyebar luas ke seluruh wilayah Sarbagita melintasi batas-batas wilayah administrasi. Dengan pertumbuhan kendaraan pribadi sampai 7% per tahun, tentunya dapat membuat wilayah Sarbagita rawan macet. Hal tersebut dapat berpengaruh kepada PDRB Sarbagita yang mencakup 65% perekonomian di Pulau Bali.
Kawasan Sarbagita merupakan kawasan strategis nasional yang juga merupakan kota semi metropolitan yang menampung kurang lebih 58% dari total populasi penduduk Bali. Dari 4,2 juta penduduk Bali, 2,9 juta penduduknya menempati Sarbagita, dan jumlah tersebut belum diakumulasikan dengan penerimaan turis sebanyak empat juta per tahun. Tanpa adanya mobilisasi transportasi yang efektif dan efisien, dapat menimbulkan kerugian sebesar 65 triliun per tahun.
Oleh sebab itu I Gde Wayan menyampaikan presentasinya tentang program Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) Sarbagita. Visi dari SUMP Sarbagita ini yaitu untuk mewujudkan transportasi metropolitan Sarbagita yang terintegrasi, terkoneksi, berbudaya, berkelanjutan, dan humanis untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan krama Bali. Dengan terwujudnya program ini, dapat menjadi solusi economical and environmental friendly yang mengusung pembangunan yang ramah dengan iklim dan menunjang aktivitas perekonomian masyarakat Bali.
Dengan program SUMP yang masif ini, besar kemungkinan peluang untuk FTMD ikut andil bekerjasama dan berkontribusi atas perkembangan mobilitas di Bali. Lewat program ini, pintu gerbang mobilitas Indonesia di masa yang akan datang terbuka lebar. Kebutuhan akan sumber daya manusia yang unggul juga akan bertambah dan berbanding lurus seiring dengan kebutuhan industri dan manufaktur baik di Bali maupun Indonesia. Semoga lewat satu upaya ini, timbul upaya-upaya lain sebagai jalan yang mengakselerasi Indonesia menuju masa depan.