Prof. Dr. Ir. Prihadi Setyo Darmanto menyampaikan orasi ilmiah dalam bidang ilmu Rekayasa Peralatan Konversi Energi Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara pada Forum Guru Besar ITB di Aula Barat, Kampus ITB Ganesha (30/10/22). Prof. Prihadi menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Mendorong Kemampuan Nasional dalam Memodifikasi Proses dan Peralatan Industri seiring Kebijakan Energi dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan”. 

Indonesia termasuk kedalam salah satu negara yang ikut menandatangani perjanjian Paris Agreement. Dalam perjanjian tersebut, Indonesia turut mengupayakan segala hal untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Upaya ini tentunya untuk mencapai zero emisi karbon pada tahun 2060 di berbagai sektor. Untuk mencapai hal tersebut, Indonesia menggalakan penggunaan bahan bakar alternatif terbarukan dan ramah lingkungan dalam rangka mengurangi konsumsi bahan bakar fosil.  

Orasi Ilmiah ITB Prof Prihadi

Pada orasi ilmiahnya, beliau menjelaskan bahwa masa transisi yang dilewati oleh Industri di Indonesia perlu disikapi dengan baik agar dapat mencapai tujuan zero emisi karbon 2060. Masa transisi yang dimaksud adalah proses perubahan serta penyesuaian yang dilakukan pada peralatan industri akibat transisi bahan bakar. Transisi bahan bakar tersebut dari bahan bakar fosil menjadi bahan bakar baru dan terbarukan. Penyesuaian ini tentunya menyebabkan pergantian peralatan utama dan peralatan bantu baik secara minor maupun mayor. Tidak jarang, para pelaku industri juga memperhitungkan biaya operasional, penggunaan waktu, serta tidak banyak tie-in kehilangan produksi dalam memodifikasi proses dan peralatan.  

Proses memodifikasi proses dan peralatan membutuhkan tim yang siap dan juga terpercaya. Proses ini tentunya menuntut sumber daya manusia dengan kemampuan akademik yang tinggi. Pemerintah melalui kementerian mendukung adanya kerja sama akademisi dengan mitra industri untuk dapat melaksanakan kegiatan modifikasi proses dan peralatan di industri ini.  

Prof. Prihadi menyampaikan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilalui pada proses modifikasi tersebut. Tahap pertama adalah persiapan dan analisis proses. Tahap kedua adalah asessmen teknik. Pada tahap ini, proses modifikasi akan dilihat dari segi dampak yang dihasilkan termasuk dampak lingkungan, finansial, dan lain sebagainya. Tahap yang terakhir adalah tahap perhitungan detail perancangan dan pemodelan simulasi, kemudian berakhir di implementasi.  

Dalam kesempatan emas ini, beliau sudah menjadikan beberapa pabrik besar dalam bidang industri baja, industri daya, dan industri semen menjadi laboratorium riil dengan skala riil pula. Sehingga modifikasi proses maupun modifikasi peralatan utama dan peralatan bantu yang telah dilakukan bisa menyesuaikan dengan perubahan bahan bakar. Lebih lanjut, hasil tersebut juga dapat mendukung peningkatan produksi dan efisiensi konversi energi telah dilakukan. 

Kemampuan industri untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan sumber energi akan menghasilkan keuntungan dari berbagai sisi. Keuntungan tersebut yaitu keuntungan finansial, peningkatan kemampuan SDM nasional, penghematan devisa, dan lainya. Tetapi di masa depan, masalah yang akan datang lebih kompleks sebagai akibat dari keterbatasan sumber daya energi. Agar sisi keuntungan tersebut dapat bertahan lama, tahap-tahap modifikasi proses harus senantiasa didorong agar mengalami peningkatan dan kemajuan. Kemudian, kelestarian lingkungan juga harus dijaga oleh para pelaku industri agar dapat terus bertahan dan tetap mencetak keuntungan.